Kemampuan Baca Tulis Anak Perempuan Lebih Cepat?

Apa momok paling menonjol diawal masuk SD? Jawabannya adalah baca-tulis. Terlebih lagi buat Ibu yang anaknya laki-laki. Loh, kenapa?



Ada pengalaman seorang Ibu, sewaktu anak bungsunya masuk SD kelas 1, dia belum lancar membaca dan menulis. Sampai-sampai Ibu tersebut kesulitan memilihkan SD yang tepat bagi anak lelakinya itu, lantaran kebanyakan SD memasukkan kemampuan baca-tulis sebagai salah satu syarat penerimaan siswa baru. Berbeda (tanpa maksud membandingkan) dengan anak sulungnya, perempuan, yang semenjak TK B sudah lancar membaca dan menulis.

Menariknya, pengalaman Ibu tersebut juga banyak dialami oleh banyak Ibu yang lain. Anak perempuan mereka lebih cepat bisa baca-tulis daripada anak lelaki. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Apalagi, menurut teori perkembangan, tidak terdapat perbedaan antara lelaki dan perempuan dalam tahap perkembangan kognitif ataupun psikomotor (motorik halus dan kasar). Jadi kemampuan baca-tulis anak laki-laki dan perempuan seharusnya sama.

Memang, antara teori dan kenyataan kadang kala berbeda. Bukan berarti sang teori menjadi salah, tetapi banyak hal yang membuat perbedaan itu muncul. Bisa karena pengaruh keturunan, gizi, dan juga pola asuh. Nah, terkait kemampuan baca-tulis, besar kemungkinan, cepat atau lambatnya seorang anak, baik laki-laki maupun perempuan, mampu membaca dan menulis disebabkan oleh pola asuh.

Umumnya, perlakuan orang tua terhadap anak perempuan dan anak lelakinya agak berbeda. Pada anak perempuan, orang tua lebih cenderung mengarahkan ke hal-hal yang halus, sementara pada anak lelaki sebaliknya. Tak heran bila kemudian anak perempuan lebih cepat bisa baca-tulis ketimbang anak lelaki. Bahkan pada anak perempuan orang tua juga cenderung mengajarinya menulis agar lebih rapih dan halus. Sementara anak lelaki dimaklumi saja apabila tulisannya besar-besar bahkan sampai “makan” banyak kertas pun tak masalah.

Jelaslah kemampuan baca-tulis yang dimiliki anak tergantung pada bagaimana orang tua melatihnya supaya anak lancar. Perlu dipahami, untuk dapat mengerti apa yang akan ditulis, seorang anak harus memiliki atau menguasai kemampuan pra-membaca terlebih dahulu. Kemampuan ini meliputi: kemampuan bahasa secara umum dan kemampuan fonologis. Yang dimaksud kemampuan bahasa secara umum adalah kosakata, sintaks, struktur narasi, dan pemahaman bahwa bahasa digunakan untuk berkomunikasi. Sementara kemampuan fonologis mencakup pemahaman bahwa kata terdiri atas bunyi tertentu. Selain kedua hal tersebut interaksi sosial pun ikut meningkatkan kemampuan membaca.

Perihal stimulasi, tidak ada stimulasi khusus yang harus orang tua berikan pada anak laki-laki ataupun perempuan. Banyak cara yang bisa orang tua lakukan. Contoh, untuk bisa menulis dapat menggunakan permainan clay. Ini dimaksudkan untuk merangsang kemampuan motorik halus anak. Orang tua yang suka membacakan dongeng pada anak dapat mempercepat kemampuan anak untuk membaca.

Tentunya, lama-tidaknya atau cepat-lambatnya kemampuan baca-tulis dikuasai oleh anak, tidak sama antara anak satu dengan lainnya, terlepas dari apapun jenis kelamin anak. Namun, pada umumnya untuk membaca dibutuhkan waktu tidak terlalu lama. Tetapi menulis memang butuh waktu agak lama, karena ada latihan khusus agar motorik halus anak terbentuk terlebih dahulu. Tapi bila mau dilihat rata-rata, maka kurun waktu 2-3 bulan cukup untuk membuat anak bisa menulis.

Oleh karena kemampuan mambaca dan menulis ini ada hubungannya juga dengan pengaruh lingkungan, sudah tentu orang tua yang sering membacakan dongeng sebelum tidur pada anaknya akan lebih mendorong anak untuk lebih memiliki kemampuan membaca dan menulis. Dengan kata lain, stimulasi sejak dini akan memiliki pengaruh terhadap kemampuan membaca dan menulis pada anak. Bukankah proses belajar berlangsung terus-menerus? Jadi Ibu, bukan karena jenis kelaminnya perempuan maka si buah hati lebih cepat bisa baca-tulis, melainkan pola asuh dan stimulasi.


Tips mengajarkan Baca-tulis

  1. Sebisa mungkin Ibu/Ayah meluangkan waktu dengan anak untuk membaca bersama. Bimbing anak pelan-pelan dengan bantuan buku-buku yang mudah dipahaminya atau dengan materi pelajaran untuk esok hari.
  2. Mulailah dengan membaca atau menulis beberapa halaman pertama atau paragraph dari cerita dengan suara keras untuk memancing anak. Ketika membacakannya, pastikan anak tidak hanya melafalkan kata-kata atau menulis saja, tetapi merasakannya juga. Tanyakan pendapatnya tentang cerita atau karakter-karakter dalam cerita tersebut, kemudian minta anak membaca lanjutan ceritanya atau untuk menulis kata-kata yang diingatnya.
  3. Perhatikan konsentrasi dan mood anak. Jika dia sudah jenuh, tidak konsentrasi, ajak anak istirahat dan melakukan hal lainnya. Setelah itu barulah kita lanjutkan lagi.
  4. Jangan terlalu lama dalam melatih/menstimulasinya, 10-15 menit sudah cukup.
  5. Buat target pasti. Misal, satu hari satu bab/cerita kita baca bersama anak. Setiap hari paling tidak menulis satu kalimat.
  6. Memberikan reward pada anak sungguh berarti untuk menyemangatinya dan memunculkan kemampuan baca-tulisnya. Sekalipun reward-nya hanya berupa pelukan, ciuman, dan pujian, sudah sangat berarti buat anak.
  7. Jangan memaksakan kehendak. Ikuti saja kemampuan anak, karena setiap anak memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kemampuan Baca Tulis Anak Perempuan Lebih Cepat?"

Post a Comment