Mie Instan dan Hubungannya dengan Gangguan Perilaku
Mie instan sudah lama menjadi alternatif makanan yang digemari tua dan muda. Rasanya 'akrab di lidah, harganya relatif murah, dan cara memasaknya mudah. Para ahli nutrisi menyatakan bahwa mengonsumsi mie instan yang hanya sesekali, tidak setiap hari, tidak berbahaya bagi kesehatan.
Selain bisa dimakan tanpa campuran, bisa pula diolah dengan bahan makanan lain yang menambah lezat cita rasanya.
Bahan utama mie instan adalah tepung terigu. Dalam istilah gizi, terigu adalah karbohidrat kompleks yang terdiri dari molekul yang mengandung karbon, hidrogen, dan oksigen yang dibutuhkan untuk memproses nutrien di dalam tubuh dan juga merupakan salah satu sumber penting energi. Tanpa karbohidrat, tubuh akan mencari sumber lain, yang biasanya diambil dari cadangan lemak dan protein tubuh. Selain itu karbohidrat berfungsi sebagai ‘penenang’ alami, sehingga bisa digunakan sebagai tambahan makanan seperti dalam snacks.
Bahan dasar kedua mie instan adalah lemak. menurut Prof. Harold Corke, seorang ahli gandum dari University of Hong Kong, “Sebagian besar mie instan akan dikeringkan dengan digoreng saat pembuatannya, dan hanya 3 - 4 % akan dikeringkan udara. Mie instan mengandung sekitar 18 % lemak.” Jumlah lemak tersebut tidak terlalu membahayakan, karena tubuh juga memerlukan lemak.
(Artikel Lainnya : Kurang Minum Bikin Lemot Menurut DR. dr. Parlindungan Siregar, SpPD-KGH)
Sejak pertama kali diperkenalkan di Jepang pada tahun 1958, mie instan semakin banyak mengalami penambahan rasa, yang disesuaikan dengan kesukaan penggemar. Misalnya dengan tambahan rasa bakso, bawang, cabe, ayam, dan sebagainya. Biasanya produsen juga memasukkan kandungan lain yang dianggap tidak membahayakan kesehatan, dan sebaliknya mengurangi kandungan yang dianggap berbahaya. Salah satunya adalah menambahkan asam lemak omega 3 dan 6.
Sebuah studi memperlihatkan bahwa anak-anak yang kekurangan asam lemak esensial omega 3 mudah menyebabkan hiperaktif, mengalami gangguan belajar dan masalah perilaku lainnya. Selain itu, kekurangan omega 3 juga menyebabkan berbagai gangguan, antara lain alergi, depresi, diabetes, atau disleksia (kesulitan membaca).
0 Response to "Mie Instan dan Hubungannya dengan Gangguan Perilaku"
Post a Comment