Batuk pada Anak Tidak Selalu Harus ke Dokter. Menurut Penjelasan dr. Robert Soetandio, Sp.A, M.Si., Med.
“Uhuuuk… Uhuuuk… Kok, Batuk?”
Setiap anak pernah mengalami batuk dan respons orangtua sering kali segera membawanya ke dokter. Padahal, tidak setiap batuk perlu dibawa ke dokter. Sebetulnya seberapa bahayakah batuk pada anak dan kapan saat tepat membawanya ke dokter?
Paling Sering Karena Alergi
![]() |
dr. Robert |
Baca juga : Minuman Herbal ala dr. Zaidul Akbar untuk Penyakit TBC
Batuk Alergi
Ini batuk yang sering dialami anak-anak. Dokter akan menelisik adanya faktor atopi/alergi dalam keluarga. Jika hanya Papa atau Mama yang memiliki alergi, maka anaknya cenderung alergi. Namun, bila Papa dan Mama, keduanya mempunyai alergi, kemungkinan anaknya menderita alergi lebih besar lagi.
Batuk alergi dapat dikenali, karena selain ada Riwayat alergi dalam keluarga, jenis batuknya pun disebut batuk kronik berulang. Berikut gejala yang dapat dicermati :
- Anak mengalami batuk terus-menerus lebih dari 3 minggu atau batuk dengan 3 episode selama 3 minggu berturut-turut.
- Batuknya timbul pada jam-jam tertentu. Misalnya di pagi hari pukul 01.00 atau 02.00 (biasanya pada suhu dingin).
- Sering kali berdahak dan ditemui pula napas anak berbunyi (whizzing).
Biasanya dibarengi indikasi lain. Pada anak yang salah satu orang tuanya mempunyai riwayat asma (berupa rhinitis alergi), biasanya akan batuk disertai bersin saat udara dingin. Bisa juga bersin saat terkena debu, sering mengalami gangguan di kulit (gatal-gatal, biduran, dan sebagainya). Manifestasi alergi lain, yaitu kulit merah-merah; pada bayi sering muncul di bagian pipi, yang oleh awan dikatakan karena susu.
Jika si kecil berusia di bawah 1 tahun (bayi) dan di keluarga tidak ada riwayat alergi, batuk kronik yang berulang bisa berarti gastroesofagarefluks. Yaitu batuk yang timbul karena naiknya asam lambung dan merangsang saluran napas untuk bereaksi batuk. Tentu batuk ini perlu di telusuri lagi.
Batuk alergi dapat dicegah dengan menghindari factor pencetusnya. Jika alergi pada debu, tentunya rumah dan lingkungan sekitar anak harus bersih dari debu; lantai disapu dan dipel setiap hari, tidak menaruh banyak barang di rumah yang menjadi tempat berkumpilnya debu, membersihkan debu-debu di tempat yang tidak terlihat (misalnya, di lipatan gorden), dan sebagainya. Pemicu batuk pada anak alergi juga bisa dari gula sakarin, pewarna makanan, gorengan, dan es. Sementara pada anak di bawah 2 tahun, kemungkinan alergi susu sapi juga perlu dicermati.
Baca juga : Ramuan Ampuh untuk Batuk Berdahak dari dr. Zaidul Akbar
Batuk Infeksi
Penyebabnya bisa virus, bakteri, jamur, atau parasite.
Ciri anak yang mengalami batuk karena infeksi :
- Mengalami demam, namun biasanya dapat sembuh sendiri dalam 2-3 hari.
- Bila tercampur dengan kuman lain, batuk bisa berlanjut. Ditandai dengan gejala lain, seperti radang kemerahan dibagian tenggorokan atau selain batuk anak juga mengalami mencret/ diare.
- Batuknya bisa kering atau berdahak.
Ada beberapa jenis batuk infeksi.
Pertusis, yaitu batuk rejan atau disebut juga batuk 100 hari. Ditandai, antara tarikan napas dengan batuk lebih sering batuknya sampai mata menjadi merah dan timbul sesak napas atau anak tampak kebiruan. Sama dengan batuk pertussis adalah whooping cough.
![]() |
batuk croup |
Ada juga infeksi lain pada saluran napas, yaitu karena virus flu burung. Manifestasi awalnya hanya batuk pilek tapi lama-kelamaan menjadi demam tinggi dan sesak napas.
Batuk karena infeksi lain masih menjadi endemis di negara berkembang ini yaitu tuberkolosis (TB). Infeksi ini sumber penularannya dari orang dewasa. Pada anak tuberculosis, batuknya sering muncul-hilang-lalu muncul lagi. Ciri lainnya berat badan tidak naik-naik, serta tampak benjolan atau pembesaran di kelenjar lehernya. Perlu dilakukan dilakukan pemeriksaan rontgen, pemeriksaan darah, dan tes Mantoux. Jika benar ada tertular TB, ungsikan dahulu orang dewasa yang diduga menulari sampai benar-benar sembuh agar sumber penularan penyakit menghilang.
Batuk Karena Infeksi pada Taraf Membahayakan Dapat Mengancam Jiwa
Batuk pada infeksi dapat dihindari dengan membiasakan anak hidup bersih dan sehat. Contoh, selalu mengkonsumsi makanan bergizi untuk daya tahan tubuhnya, rajin mencuci tangan, jika batuk tutup hidung dan mulut dengan tangan, jangan dekat-dekat dengan orang yang sedang batuk-pilek, istirahat cukup, serta bayak minum air putih. Selain itu, lakukan pencegahan dengan memberikan imunisasi pada si buah hati, seperti HiB atau pneumokokus, sesuai jadwalnya.
Baca juga : Membuat Ramuan Herbal untuk Obati Batuk Kering dari Prof. H.M. Hembing Wijayakusuma
Pengobatan Batuk
Dr. Robert juga mengatakan, jika anak terserang batuk, tidak harus selalu membawanya ke dokter. Adakalanya batuk yang dikarenakan virus bisa sembuh sendiri dengan banyak minum air putih hangat untuk mengencerkan dahaknya dan banyak beristirahat. Selain itu, ada beberapa hal yang umumnya dilakukan orang tua untuk mengatasi batuk yang diderita anaknya, antara lain :
Mengupayakan pengobatan tradisional, seperti : memberikan air perasan kencur. Caranya, kencur ditumbuk/digerus hingga halus, campur dengan air, diperas, lantas diberikan ke anak seperti sirop “obat” batuk. Bisa juga menggunaka perasan jeruk nipis dan kecap. Meski belum terbukti secara klinis bisa mengobati, namun biasanya meringankan batuk anak, semisal tenggorokan serasa lega.
Memberikan obat-obatan semacam fitofarmaka atau obat herbal kemasan. Silahkan saja, asalkan melihat kontraindikasi obat tersebut. Selain itu tidak diberikan pada anak di bawah usia 2 tahun.
Memberikan obat batuk khusus anak yang dijual bebas. Namun perhatikan syarat-syarat pemberiannya. Untuk masalah obat batuk bebas ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
Obat untuk Batuk Berdahak dan Kering, Biasanya Berbeda
Jika Mama ragu, apakah batuk anak berdahak atau kering, maka berilah yang ada kandungan pengencer dahak.
Pada anak usia 2 tahun, kemampuan mengeluarkan dahaknya masih susah, sehingga diberi pengencer dahak akan sulit pula pengeluarannya. Jadi, sebaiknya tidak diberi obat batuk pengencer dahak, untuk amannya, konsultasikan kondisi anak kepada dokter.
Jika setelah diberikan obat-obatan anak tidak menunjukkan perubahan, sebaiknya dilakukan penanganan khusus. Terutama bila batuknya sudah terlihat sangat mengganggu. Misal, si kecil sampai tidak bisa tidur, sukar untuk makan minum, dan anak tampak sesak, jangan buang waktu lagi, segera temui dokter. Jangan tunggu sampai lama hingga 2-3 hari.
Begitupun pada batuk 100 hari bukan berarti menunggu sampai selama itu dan berharap batuknya hilang. Anak tetap harus diberikan pengobatan. Jika tidak, bisa berakibat fatal. Sebab batuk yang terus-menerus dan berkepanjangan juga bisa berdampak secara tak langsung bagi tumbuh kembang. Misal, karena susah bernapas, oksigen ke otaknya pun berkurang, lama-kelamaan dapat berdampak pada rusaknya otak.
Baca juga : Jangan Mengonsumsi 4 Jenis Makanan dan Minuman ini Saat Batuk Menurut dr. Andika Widyatama
Batuk Pada Anak Asma
Batuk yang dialami anak-anak yang berbakat asma sering kali membuat kondisinya tampak berat karena asmanya menjadi kambuh. Untuk itu, bila anak asma mengalami batuk, lakukan Langkah-langkah penanganan berikut :
- Berikan obat semprot asma.
- Beri minum air hangat.
- Balurkan balsam di bagian dadanya.
- Usahakan ruangan tidak terlalu dingin ataupun panas.
Berikan pula obat-obatan yang tersedia untuk anak asma, seperti bronkodilator untuk melebrkan saluran napasnya. Biasanya anak dengan mengidap asma, orang tua mempunyai obat-obatan untuk anak asma, dan obat ini bisa digunakan.
Namun hal ini hanya bisa dilakukan pada anak di atas usia 5 tahun. Sementara pada anak di bawah usia itu, bila kambuh perlu segera dibawa ke dokter. Sebab, obat batuk bagi anak asma umumnya harus berdasarkan resep dokter dan tidak bisa dibeli bebas. Biasanya, obat-obat batuk dengan pengencer dahak malah akan merangsang batuk dan asmanya menjadi bertambah parah.
Anak asma juga perlu, menghindari kelelahan, stres fisik maupun psikis agar asmanya tidak kambuh.
0 Response to "Batuk pada Anak Tidak Selalu Harus ke Dokter. Menurut Penjelasan dr. Robert Soetandio, Sp.A, M.Si., Med."
Post a Comment