Hidrosefalus, Bukan Hanya Dialami Bayi. Inilah Penjelasan dr. Toniman K, Sp.A
Tahukah Anda bahwa delapan dari 10.000 kelahiran bayi beresiko mengalami hidrosefalus? Dan tahukah Anda bahwa hidrosefalus bisa juga terjadi tiba-tiba akibat tumor atau pendarahan otak?
“Untuk memastikan apakah buah hati Anda menderita hidrosefalus atau tidak, bisa dilihat dari pemeriksaan luar, yakni dari ubun-ubunnya.”
Otak manusia memiliki cairan serebro spinal (CSS) yang diproduksi di dinding setiap ventrikel secara terus menerus yang fungsinya untuk melumaskan dan melindungi otak dan sum-sum tulang. Jumlah ventrikel di kepala ada empat, dua di bagian atas terletak di sebalah kanan dan kiri, satu di tengah, dan di bawah (di batang otak).
“Cairan otak akan dikeluarkan dari ventrikel di bawah melalui lubang untuk melumaskan ke seluruh otak, lalu ke sum-sum tulang, balik lagi, lalu di serap otak, masuk ke pembuluh darah menjadi cairan darah. Sirkulasi tersebut terjadi terus-menerus. Bila ada gangguan, seperti tersumbat, ada tumor atau lainnya di salah satu ventrikel, ventrikel tersebut akan menggelembung karena cairan tidak dapat keluar. Akibatnya kepala akan membesar yang di kenal dengan hidrosefalus,” jelas dr. Toniman K., Sp.A.
Ventrikel yang tersumbat tersebut bisa berbeda-beda antara satu penderita dengan lainnya. Bisa satu sisi, (unilateral), dua sisi (bilateral), atau terjadi pada ke empat ventrikelnya.
Hidrosefalus akibat cairan otak yang berlebihan akan membuat jaringan otak tertekan. Kepal seperti berisi cairan semua dan pembesaran tersebut akan mendorong tulang tengkorak. Akibatnya tulang kepala menjadi lebih tipis seperti bola pingpong.
“Saking tipisnya kepala terasa lunak bila ditekan-tekan. Hanya tinggal menunggu pecahnya saja.” Lanjut dr. Toniman.
Selang di Bawah Kulit
Hidrosefalus yang merupakan bawaan sejak lahir (kongenital), dikenal sebagai hidrosefalus simple, hingga kini tidak diketahui penyebabnya. Bila diketahui sejak dini dalam usia tiga bulan, dan langsung dioperasi, anak tersebut akan tumbuh dengan normal/biasa. Operasi tersebut untuk membuat jalan pintas dengan memasang selang dari kepala, lalu turun ke perut, untuk mengalirkan kelebihan cairan dan selanjutnya dibuang Bersama air kencing.
“Operasi hidrosefalus akan dilakukan dua kali. Pertama untuk pemasangan selang, dan yang kedua untuk memanjangkan selang bila anak tersebut sudah mulai meninggi, sekitar umur 8-10 tahun. Bila anak mengeluh pusing, itu tandanya selang tersumbat atau sudah waktunya untuk dipanjangkan seukuran tinggi orang dewasa.”
Untuk membetulkan selang yang tersumbat, dokter akan menekan-nekan ‘bola karet’ yang dipasang di kepala, sehingga aliran normal lagi. Operasi tersebut dilakukan oleh dokter syaraf dan dianggap operasi ‘biasa’, selama jaringan otak tidak ada yang terganggu.
Tingkat bahaya hidrosefalus tergantung apakah hidrosefalus simple atau sekunder. Menurut dr. Toniman, hidrosefalus simple artinya hanya akibat sumbatan yang simple. Bila ketahuan sejak dini, maka prognosisnya akan bagus, karena jaringan parenkim otak masih normal (belum tertekan). Satu-satunya ‘masalah’ adalah membawa selang seumur hidup di bawah kulit.
Ventrikel yang tersumbat akan mengembang besar, kira-kira hingga sebesar buah kelapa.Kalau kepala sudah terlanjur besar sulit akan Kembali seperti semula, meski sudah dioperasi. Ibarat karet yang terlanjur melar tidak mungkin Kembali pendek.
“Penderita hidrosefalus simple bisa pintar, bisa menjadi professor, dan sebagainya. Sebab, dia tidak mengalami kerusakan sedikit pun, tidak ada bedanya dengan orang normal. Kalaupun ada perbedaan, cairan otaknya harus keluar lewat selang, sedangkan orang normal keluar langsung,” jelas dr, Toniman.
Pada hidrosefalus sekunder, terjadinya akumulasi cairan di otak bukan akibat sumbatan saja, tetapi ada tumor, pendarahan, ataupun toksoplasmosis (penyakit akibat toksoplasma). Penyakit atau kelainan itulah yang biasanya akan menimbulkan masalah di kemudian hari, bukan hanya pada hidrosefalusnya.
Keadaan tersebut akan menyebabkan seseorang yang semula sehat, tiba-tiba akan menderita hidrosefalus.
“Atau, waktu kecil sebenarnya sudah ada gangguan, tetapi tidak kelihatan. Lalu ada tumor yang kemudian menyumbat atau ada pendarahan di otak yang mengganggu sirkulasi cairan, sehingga tersumbat. Keadaan itu bisa terjadi pada umur berapa pun.”
Hidrosefalus yang tidak dioperasi atau dibiarkan hingga kepala terus membesar sudah pasti akan menyebabkan kematian, karena semua fungsi tubuh, seperti bernapas, makan, dan sebagainya terganggu dan tidak bisa berfungsi lagi. Kematian yang ditimbulkannya bukan karena fungsi otak menjadi nol, tetapi karena daya tahan tubuh yang menurun drastic, timbul infeksi, dan sebagainya.
Namun kepala yang membesar belum tentu merupakan hidrosefalus sekunder, bisa saja hidrosefalus primer tetapi tidak terdiagnosis.
“Yang seperti itu prognosisnya kurang bagus dibandingkan dengan yang ketahuan dini dan langsung dioprasi, karena sudah menekan jaringan otak. Itu sebabnya anak mengalami retardasi mental atau ada keterlambatan lain, sebab pusat-pusat bicara, motorik, atau lainnya terganggu.”
Satu hal yang perlu dipahami bahwa tidak semua anak yang mempunyai kepala besar adalah hidrosefalus.
“Harus dibedakan dengan megalensefali, yakni kepala besar, sehingga jaringan otaknya juga besar, ventrikel besar-besar, tetapi tidak ada tekanan intraventrikuler yang meningkat. Jadi orang yang dengan kepala demikian tidak ada masalah. Tidak mesti orang yang memiliki kepala besar lantas mengalami hidrosefalus. “
Untuk memastikan apakah buah hati anda menderita hidrosefalus atau tidak, bisa dilihat dari pemeriksaan luar, yakni dari ubun-ubunnya. Bila usianya sudah 18 bulan tetapi ubun-ubunnya masih ‘terbuka’ hingga seukuran bola pingpong, segeralah dilakukan pemeriksaan USG. Tetapi kalua masih sedikit terbuka, anak Anda tidak menderita hidrosefalus.
0 Response to "Hidrosefalus, Bukan Hanya Dialami Bayi. Inilah Penjelasan dr. Toniman K, Sp.A"
Post a Comment