Anak Sering Mengompol, Berbahayakah? Ini Penjelasan Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K)

 


Rayni seringkali kedapatan tempat tidur anaknya basah dan berbau karena bekas pipis anaknya semalam. Ternyata anak Rayni yang sudah mulai masuk sekolah itu masih suka mengompol. Lalu, berbahayakah hal tersebut?

dr. Rini
Menurut Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K), istilah mengompol disebut sebagai enuresis. Enuresis adalah ketidakmampuan untuk mengontrol buang air kecil pada seorang anak. Hal itu terjadi pada anak usia 4 tahun yang masih mengompol pada siang hari atau di atas usia 6 tahun yang masih mengompol pada malam hari. Anak masih dikatakan normal jika mengompol sebelum usia 4 tahun.

Dijelaskan pula, bahwa anak laki-laki lebih banyak mengalami masalah mengompol daripada perempuan. Hal tersebut dikarenakan adanya faktor genetik sebagai predisposisi enuresis. Bila salah satu orang tua pernah ada riwayat enuresis, maka 40% anaknya dapat mengalami hal yang sama. Namun bila terdapat pada keduanya, angka kejadian enuresis pada anak dapat mencapai 70%.

Baca juga :  Main "Berantem-beranteman" juga ada Manfaatnya bagi Si Kecil Menurut Ristriarie Kusumaningrum, M.Psi.

Enuresis terbagi menjadi 2 kategori, yaitu enuresis primer dan enuresis sekunder. Enuresis primer yaitu bila anak sampai batas kemampuan usianya belum dapat mengontrol buang air kecil. Sedangkan enuresis sekunder yaitu bila anak kembali mengompol setelah selama 3 bulan sudah memiliki kemampuan mengontrol buang air kecil.

Untuk mengetahui apakah anak mengalami enuresis orangtua atau keluarga bisa dilihat dari batasan usianya. Sebagian besar anak dapat mengontrol buang air kecil pada usia 4 tahun. Selain itu, orangtua juga bisa mengatasi malsah mengompol pada anaknya dengan cara mencari tahu terlebih dahulu penyebabnya. Setelah itu lakukan modifikasi perilaku, seperti  mengatur masukan minum terutama menjelas malam hari.

Pada malam hari bangunkan  anak untuk buang air kecil pada waktu-waktu yang sudah diidentifikasi anak akan mengompol, jangan lupa berikan contoh yang baik dalam pengajaran toilet training. Toilet training dapat dilakukan sejak anak usia 18 bulan sampai 2 tahun dengan secara rutin membawa anak ke toilet untuk buang air kecil.

Baca juga : Tentang Down Syndrome Menurut Dr. Med. dr. Calvin Tjong, SpOG

Toilet Training dan Alarm

Menurut dr. Rini, cara mengatasi anak mengompol, pertama adalah mencari penyebabnya. Salah satunya  adalah menyingkirkan adanya infeksi saluran kemih. Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan urin untuk melihat ada atau tidaknya infeksi di saluran kemih anak. Bila tidak ada, maka perlu dicari apakah ada masalah emosi, kecemasan pada anak atau belum dilakukannya pembelajaran toilet training yang benar.

Tatalaksana anak mengompol bervariasi. Enuresis pada malam hari akan sembuh sendiri. Sebanyak 90% kasus akan berhenti mengompol pada usia 8 tahun. Maka salah satu cara untuk mengatasinyaadalah dengan menggunakan alarm. Tujuannya supaya anak dapat bangun pada  malam hari untuk buang air kecil. Hal ini dapat dilakukan setiap hari pada malam hari secara teratur hingga terbentuk pola miksi (buang air kecil) yang teratur.

Baca juga : Anak Penakut, Salah Siapa? Menurut Psikolog Ristriari, M.Psi

Selain itu, berikan reward saat anak tidak mengompol. Biasakan bila anak mengompol harus membersihkan sendiri. Lakukan juga pemberian motivasi pada anak untuk meningkatkan rasa percaya diri anak demi mengatasi masalah mengompolnya. Cari juga masalah emosi pada anak seperti kecemasan dan atasi permasalahannya.

Jangan lupa untuk mengatur pola asuhan minum, terutama menjelang malam hari. Pada sore dan malam hari usahakan untuk mengurangi aktifitas fisik yang dapat menyebabkan adanya "mimpi" saat tidur, yang kadang justru dapat membuat anak ketakutan dan mengompol.

"Sedangkan untuk terapi terhadap adanya infeksi saluran kemih dengan pemberian antibiotik sesuai petunjuk dokter," ujar Dr. Rini.

Baca juga : Ajarkan dan Bekali 4 Kata Ajaib Ini Pada Anak Anda Menurut Katarina Ira Puspita, M.Psi

Bahayakah?

Menurut Dr. Rini, enuresis dapat pula disebabkan oleh panyakit, seperti diabetes melitus atau kencing manis, infeksi saluran kemih, adanya tumor atau massa di saluran kemih. Bahayanya enuresis ini karena adanya kelainan organ atau fungsinya seperti kencing manis. Sedangkan untuk infeksi jika sudah bisa teratasi, maka keluhan mengompol akan berhenti.

Perlu diketahui, bahwa tanda adanya penyakit adalah adanya gejala mengompol pada anak usia di atas 6 tahun. Untuk pencegahannya yang dapat dilakukan terhadap infeksi adalah menjaga kebersihan saluran kemih, sehingga terhindar dari infeksi.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Anak Sering Mengompol, Berbahayakah? Ini Penjelasan Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K)"

Post a Comment