Berikan VCO pada Penderita COVID-19 Sekarang Juga! Menurut Prof. Dr. Thamrin Usman DEA dan dr. Ika Trisnawati, M.Sc., Sp.PD., KP., FINASIM


Virgin Coconut Oil (VCO) atau minyak kelapa murni adalah lipid yang mengandung asam lemak laurat, ketika diberikan kepada pasien positif COVID-19, reaksi badan menjadi segar karena senyawa laurin yang terbentuk di tubuh setelah mengonsumsi VCO merupakan antivirus, itu artinya virus corona mati.

Prof. Thamrin
Menurut Pakar Kimia Agroindustri dari Universitas Tanjungpura, Pontianak, Prof. Dr. Thamrin Usman DEA, Virgin Coconut Oil atau VCO adalah lipid atau lemak. Hebatnya, VCO secara keseluruhan merupakan lipid dan lipid ini dapat berinteraksi dengan lipid membran sel, salah satunya dengan membran sel virus corona. Ketika lipid berinteraksi dengan membran sel virus corona, maka akan terjadi kerusakan pada membran sel virus itu.

Salah satu cara membunuh virus adalah merusak selnya. Sel bisa dirusak dengan macam-macam cara, salah satunya kita bisa membuat susunan lipid yang ada di sel itu yang tadinya teratur, menjadi tidak teratur", kata Prof. Thamrin.

Jika susunan lipid yang ada di membran sel tidak teratur, maka terjadi kerusakan membran sel. Karena lipid VCO bisa masuk dan berinteraksi dengan lipid membran sel, salah satunya dengan membran sel itu     jadi rusak dan tidak berfungsi alias mati.

Manfaat Hebat untuk COVID-19

Ada banyak literatur yang menjelaskan manfaat dari VCO, diantaranya adalah untuk mendukung sistem imun (kekebalan tubuh) dari serangan virus, bakteri dan kuman lainnya, juga untuk kesehatan jantung atau yang sering disebut dengan penyakit kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah), serta untuk kecantikan seperti membuat shampo dan menghaluskan kulit.

Adanya pandemi Coronavirus disease 19 (COVID-19), membuat banyak orang mencari tahu lebih banyak produk obat-obatan, minuman dan makanan yang bisa mempercepat proses penyembuhan penyakit menular ini. VCO menjadi salah satu pilihan yang bisa digunakan.

Menurut Prof. Thamrin, treatment VCO diberikan kepada para dokter dan staf kantornya sendiri. Ada dua dokter umum dengan hasil tes cepat reaktif  dan satu dokter spesialis dengan status positif COVID-19. Mereka dianjurkan mengonsumsi  VCO selama menjalani isolasi dan perawatan di rumah sakit. Hasilnya, mereka mendapatkan badan mereka jauh lebih segar. 

"Artinya, VCO itu juga sebagai sumber energi, pemberi energi. Lemak pada VCO menjadi cadangan energi, ketika dia minum VCO, dia (pasien PDP dan positif) merasakan badannya segar," ujar mantan Rektor Untan itu.

dr. Ika
Hal ini juga dibenarkan oleh Pakar Pulmonologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FKKMK UGM) sekaligus Ketua Tim Airbone Disease RSUP Dr Sardjito, yaitu dr. Ika Trisnawati, M.Sc., Sp.PD., KP., FINASIM yang menyampaikan bahwa pilot studi VCO sebagai terapi adjuvan (pembantu) COVID-19 saat ini tengah berlangsung di 4 rumah sakit Yogyakarta yakni RSUP Dr Sardjito, RSA UGM, RSUD Wonosari, dan RSUD Sleman. 

Penggunaan VCO dalam terapi COVID-19 ini dilatarbelakangi oleh kandungan di dalamnya yang memiliki aktivitas antivirus yang baik seperti asam laurat (C12) dan monolaurin (ML) beserta derivatnya.

"VCO merupakan medium chain fatty acids (MCA) yang mengandung asam laurat diubah menjadi monogliserida monolaurin mempunyai fek antiviral dengan cara menghancurkan membran lipid virus," ujar dr. Ika.

Seperti pada sabun menurut dr. Ika, VCO bekerja merusak membran sel pada virus. Saat VCO masuk ke dalam tubuh akan diubah menjadi monolaurin yang saat berinteraksi dengan membran sel virus akan merusak lapisan lipid pada sel tersebut. Dengan begitu, membran sel virus menjadi rusak dan tidak berfungsi.

Dalami pilot studi di empat rumah sakit tersebut, dr. Ika mengungkapkan adanya hasil yang signifikan (p<0,05) penggunaan VCO dalam menurunkan TNF α pada kelompok VCO dibandingkan plasebo. Selain itu terdapat penurunan marker inflamasi anatar alain CR, ferritin, dan IL6 meskipun tidak siginifikan secara statistik.

Temuan penting lain adalah adanya penurunan D Dimer (pembekuan darah) dan ferritin yang signifikan (p<0,05) baik sebelum maupun setelah intervensi pada kelompok VCO. Lalu, terjadi penurunan CRP, IL6 dan procalcitonin, tapi tidak signiffikan.

"VCO dapat menurunkan marker inflamasi pada penderita COVID-19 sehingga diharapkan dapat mencegah perberatan penyakit," terang dr. Ika.

Takaran

Prof. Thamrin menambahkan bahwa mengonsumsi VCO yang baik itu  adalah tiga kali sehari dengan 1 atau 2 sdm. ini adalah takaran untuk mereka yang ingin menjaga daya tahan tubuh. Namun bagi pasien reaktif ataupun positif COVID-19, bisa melebihi takaran itu.

"Ada pasien yang positif itu minum 3 kali sehari 5 sdm VCO," katanya lagi. 

Dan perlu digarisbawahi bahwa tidak ada masalah mengonsumsi VCO bersamaan dengan mengonsumsi vitamin lainnya, hal ini karena vitamin tidak akan bereaksi dengan VCO. 

Semoga bermanfaat


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Berikan VCO pada Penderita COVID-19 Sekarang Juga! Menurut Prof. Dr. Thamrin Usman DEA dan dr. Ika Trisnawati, M.Sc., Sp.PD., KP., FINASIM"

Post a Comment