Ayah Tidak Hanya Pencari Nafkah, Inilah Pentingnya Kehadiran Ayah Untuk Anak Menurut Psikolog Evans Garey, S.Psi., M.Si.

Hadiah terbaik dari ayah untuk anaknya adalah kehadirannya dalam kehidupan anak

Ayah dan ibu berperan penting dan bertangggung jawab dalam mendidik anak.

Evans Garey
"Tapi dalam budaya dan tradisi di Indonesia, ibu lebih berperan dalam pengasuhan. Namun, sekarang terjadi proses akulturasi, mulai adanya budaya modern dalam pengasuhan". Jelas Evans Garey, S.Psi., M.Psi. Psikolog dari Universitas Kristen Krida Wacana ini.

Kini para ayah berusia muda yang bekerja tetap menyempatkan diri mengasuh anaknya. Problem muncul ketika ada pemikiran keliru.

"Misalnya, anak laki-laki yang dekat dengan ibunya dipersepsikan negatif karena membuat anak lebih feminim". Tandas Evans.

Padahal, menurut penelitian, anak laki-laki yang tidak dekat dengan ibunya cenderung malah lebih agresif. Ibu mampu berperan dalam hal emosional, memberikan kehangatan, ketenangan dan memberikan sense  of love kepada anak laki-laki. Sebaliknya, ayah mampu memberi dukungan kuat, sehingga membuat anak percaya diri. Jika anak-anak mendapat kesulitan, ia akan datang kepada ayah. Ayah adalah sandaran saat anak ada masalah.

Inilah yang dinamakan keseimbangan peran. Anak laki-laki atau perempuan harus dekat dengan keduanya dan mendapat kasih sayang yang sama. Pasalnya ketika anak hanya dekat dengan salah satu orangtua , ia akan mendapatkan persepsi yang berbeda, misalnya ketika anak dekat dengan ibunya tapi tidak terlalu dekat dengan ayah, ia akan mengalami ketimpangan persepsi atau peran.

Harus Fokus

Meski tidak mudah, ayah bisa berperan dalam pengasuhan anak. Syaratnya, ia harus disiplin alias fokus. Apalagi laki-laki merasa harga dirinya kuat dan ketika ia bisa mencapai, memiliki atau mampu memberikan sesuatu ke keluarganya serta makin tertantang begitu ada kesempatan. Akhirnya fokus ayah lebih ke materi dan prestasi.

Menurut Evans, para ayah jangan selalu mengambil setiap kesempatan, misalnya pekerjaan yang memberikan hasil lebih besar tapi harus dilakukan saat libur. Ayah harus disiplin dengan tidak mengambil pilihan tersebut, karena dia punya pilihan lain yang lebih penting yaitu bersama istri dan anak. Ayah harus fokus dan bisa memilih prioritas.

Sayangnya, banyak ayah yang tak mampu fokus. Baginya, mencari nafkah hingga ke ujung dunia adalah prioritas. Di sisi lain, relasi yang sangat penting dilakukan, malah dialihkan kepada hal yang kurang penting. 

"Disiplin itu bukan mengejar sesuatu secara berlebihan. Tapi, disiplin untuk merasa cukup dan senang bagi diri serta keluarga juga disiplin membangun relasi dengan istri dan anak-anak". Ujar Evans.

Butuh Kreativitas

Ayah juga harus kreatif, apalagi saat ini waktu luang sulit dicari.

"Klien saya menyediakan waktu bermain bulutangkis dengan anaknya. Terlihat sederhana, tapi ada usaha memberikan dukungan positif kepada anak". Tutur Evans.

Ya, waktu adalah paling baik dibandingkan materi. Oleh karena itu, kalau perlu buat perencanaan seperti makan malam, liburan, bertanam, naik kereta atau berkemah. Intinya, kegiatan bukan yang terpenting, sebab waktulah yang tidak akan dilupakan anak. Semua ayah bisa melakukannya, tidak perlu menunggu sampai banyak uang atau tidak perlu menjadi kaya dulu. 

Bicara  soal aktivitas, tanpa disadari, ayah akan memberikan boneka kepada anak perempuan dan mobil-mobilan untuk anak laki-laki. Padahal sebenarnya tidak harus seperti itu, jangan sampai ada batasan budaya sebab yang paling penting bagaimana anak-anak melihat pribadi ayahnya.

Lakuan 3K

Dalam mengasuh anak, orangtua harus melakukan 3K, yaitu Kompak, Konsisten dan Konsekuen. Kompak berarti ayah dan ibu tidak boleh mempunyai perbedaan pandangan dalam memutuskan sesuatu. kalau ada perbedaan, anak pasti akan memilih sesuatu yang lebih mudah diperolehnya.

Konsisten berarti orangtua harus terus-menerus melaksanakan aturan. Sementara konsekuen berarti tidak menerapkan standar ganda. Contoh ada aturan tidak boleh merokok buat anak, tapi ayah malah merokok di depan si anak. Oleh karena itu berlakukan peraturan itu kepada diri sendiri dulu dan bukan meminta anak melakukannya terlebih dahulu.

Ia pun menegaskan ketidakhadiran ayah dalam pengasuhan anak akan berdampak negatif. Anak yang hanya tinggal dengan ibu biasanya lebih bermasalah, mulai dari emosional dan kriminalitas. Apalagi anak perempuan sebab berisiko mengalami kehamilan.

Dua Kesalahan

  1. Mengancam : Dalam pengasuhan, ibu seringkali mengancam. Nah, para ayah sebaiknya tak melakukan hal yang sama. Misalnya, mengancam akan meninggalkan anak bila ia nakal. Kenyataannya, ancaman itu tidak dilakukan, kan? Alhasil anak pun akan menganggap remeh.
  2. Menyuap
    : Para ayah yang "merasa berdosa" karena kurang berinteraksi dengan anak. Akhirnya ia membawa hadiah untuk menebus rasa berdosa padahal anak tidak mendapatkan maknanya. Ingat, hadiah terbaik adalah berada bersama mereka, karena anak yang merasa ayahnya hadir, akan lebih percaya diri dan bangga dengan ayahnya. Ia pun bercerita ke temannya tentang kehebatan sang Ayah.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ayah Tidak Hanya Pencari Nafkah, Inilah Pentingnya Kehadiran Ayah Untuk Anak Menurut Psikolog Evans Garey, S.Psi., M.Si."

Post a Comment