Manfaat Hebat Membacakan Cerita untuk Si Kecil Menurut Fitria Chakrawati
Kosakata anak juga akan bertambah saat ia sering mendengarkan cerita. Kata, kalimat, dan gambar dalam buku akan banyak memperkenalkan si kecil pada sesuatu yang baru.
"Wahai cermin ajaib! Katakan padaku, siapakah yang paling cantik di atas bumi ini?"
Dari petikan cerita Putri Salju itu saja, setidaknya si batita akan belajar tiga kata, cermin, ajaib dan bumi.
Aneka informasi saat mendengarkan cerita yang diolah dalam otak, akan mendorong otak anak terus bekerja dan terstimulasi. Ingat, otak yang aktif akan membentuk simpul-simpul saraf baru, sehingga anak pun tumbuh lebih cerdas.
Pilih Waktu dan Cerita yang Tepat
Jadi, sudahkah kamu bercerita pada si kecil hari ini? Bercerita tidak perlu saat menjelang tidur malam saja. Siang atau sore pun bisa, selama waktunya tepat. Hindari membacakan cerita saat si kecil baru bangun tidur, sedang lapar, menangis, atau ngambek. Pada kondisi seperti itu, minat mendengarkannya pasti sedang tidak ada.
Nah, selesai membacakan cerita, kita bisa meminta anak untuk menceritakannya kembali. Gunakan gambar-gambar dalam buku sebagai stimulan. Ini sangat baik untuk melatih kemampuan bicara juga imajinasi dan kreatifitasnya.
Soal pemilihan cerita juga penting dilakukan. Sebab, pemahaman anak akan berbeda-beda sesuai tingkat usianya. Seperti apa gambaran pemahaman si batita? Ini dia :
Usia 0-2 Tahun
Ini merupakan awal masa perkembangan sensorik-motorik sehingga semua tingkah laku dan pemikiran anak didasari pada hal itu. Saat kita bercerita, si Batita memerlukan visualisasi agar mudah memahami cerita. Objek cerita pun sebaiknya sangat akrab dengan kehidupan sehari-harinya. Contoh, tentang sepatu atau kucing yang ada di rumahnya.
Kemampuan berfantasi anak 0-2 tahun masih belum sempurna karena keterbatasan bahasa mereka. Nah, kita bisa menumbuhkan daya imajinasi itu lewat cerita. Gambarkan suara anjing dengan menyalak keras, mengeong seperti kucing dan mencicit seperti tikus.
Untuk anak usia ini, cari buku dengan sedikit teks, tapi sarat gambar. Ini agar mereka tak bsa dan akhirnya berkurang minatnya. Anggaplah buku itu sebaga bagian dari mainan dan hiburan.
Usia 2-4 Tahun
Tahapan ini adalah usia pembentukan. Banyak sekali konsep baru yang harus si kecil pelajari. Mereka pun sangat getol mempelajari manusia dan kehidupan. Itulah sebab pada usia ini anak suka meniru tingkah laku orang dewasa.
Karena anak 2-4 tahun sudah pandai berfantasi, kita bisa membacakan cerita tentang berbagai karakter binatang. Daya fantasi mancapai puncaknya saat anak berusia 4 tahun. Begitu tingginya daya imajinasi anak pada usia ini, terkadang membuat mereka tidak bisa membedakan antara kenyataan dan fantasi. Untuk itulah terkadang si kecil perlu penjelasan bahwa sebuah cerita hanyalah fantasi belaka. Misal, ketika sedang bercerita tentang Spiderman, tekankan bahwa ia tidak bisa mencontoh kebiasaan manusia laba-laba itu yang kerap meloncat dari ketinggian, karena semua itu hanya fantasi. Bila kita melakukan hal yang sama pastilah akan berbahaya dan terluka.
Jangan Paksa Anak
Meski membacakan cerita dapat mendatangkan banyak manfaat, tapi bukan berarti kita bisa memaksa anak. Cara itu justru bisa membuat si kecil antipati.
Lakukan pendekatan yang menyenangkan dengan menunjukkan gambar dalam buku.
"Adek, lihat ada gambar kelinci. Kelinci ini sangat pintar. Ia juga bisa berlari sangat kencang!"
Pilih gambar yang menurut kita paling menarik sehingga anak pun tertarik mendekat, memegang dan membuka-bukanya. Jika saat itu anak belum antusias, sebaiknya tidak dipaksa. Tunda saja dahulu dan ajak ia kembali di lain waktu.
Buku untuk si batita pun harus menarik. Jika ia belum tertarik, berceritalah tanpa buku. Setelah ia tertarik, bilang kalau cerita yang kita sampaikan ada di dalam buku.
"Cerita yang Bunda sampaikan ada di buku ini lo, ada gambarnya bagus-bagus" misalnya.
Masih mengenai pemilihan buku, sebaiknya buku si batita terbuat dari bahan yang tidak mudah sobek (terbuat dari plastik atau karton tebal) sehingga kita tidak perlu melarang anak memegangnya karena takut rusak. Larangan seperti itu hanya akan membuatnya kesal dan jangan-jangan besok si kecil tidak antusias lagi ketika diajak membaca buku.
Tips Bercerita
Agar si Batita dapat menyerap dan memahami isi cerita, ada trik saat bercerita padanya :
- Tuturkan secara lambat (tak terburu-buru) dan jelas. Makin muda usia si kecil, sebaiknya membacanya pun semakin lambat agar ia dapat menyerap dan memahami cerita;
- Untuk membangun ketegangan-ketegangan, variasikan kecepatan, irama sesuai kebutuhan teks;
- Variasikan nada suara pada pelbagai karakter agar lebih mendramatisir dialog dan menghidupkan karakter yang ada. Lakukan secara wajar karena jika berlebihan, yang diingat si kecil justru suara kamu dan bukan ceritanya;
- Jika ada ilustrasi, peganglah buku tersebut sehingga si kecil dapat melihatnya;
- Gunakan telunjuk untuk menunjuk barisan kalimat yang sedang dibaca tanpa menutupi gambar ilustrasinya;
- Alat bantu juga bisa digunakan, misalnya pensil atau boneka tangan. Penggunaan alat peraga ini biasanya sangat efektif untuk anak-anak yang lebih kecil;
- Beri tanggapan pada reaksi atau komentar yang dilontarkan si kecil atas cerita yang kamu bacakan.
Selamat bercerita!
0 Response to "Manfaat Hebat Membacakan Cerita untuk Si Kecil Menurut Fitria Chakrawati"
Post a Comment