4 Manfaat Kacang Tanah Bagi Tubuh (Diantaranya Bikin Awet Muda) Menurut Prof. Dr. Ir. Made Astawan, M.S.
Kacang tanah, siapa yang tidak pernah memakannya? Rasa gurih dan kelezatannya yang khas selalu menjadi idola pada saat santai menonton televisi, berkumpul Bersama teman atau keluarga. Dapatkah kamu bayangkan apa jadinya rujak, pecel, atau gado-gado tnpa kehadian kacang tanah di dalamnya?
Kacang tanah (Arachis hypogeae L.) berasal dari benua Amerika. Penyebarannya di Indonesia diperkirakan dibawa pedagang-pedagang Spanyol sewaktu melakukan pelayaran dari Meksiko menuju Maluku pada tahun 1597.
Baca juga : Cincau Hitam Bisa Bikin Langsing? Menurut Prof. Dr. Ir. Made Astawan, M.S.
Nama lain kacang tanah adalah kacang una, kacang suuk, kacang jebrol, kacang bandung, kacang tuban, kacang kole, dan kacang banggala. Dalam Bahasa Inggris kacang tanah disebut peanut atau groundnut. Kacang tanah termasuk kelas tanaman berkeping dua dan ordo kacang-kacangan. Kacang tanah terdiri dari puluhan species, diantaranya Arachis hypogeae L, Arachis tuberosa B, Arachis guaramitic, Arachis idiagoi H, Arachis angustifolia K, Arachis villosa B, Arachis prostrata B, Arachis helodes M, Arachis marganata G, Arachis villoticarpa H, Arachis glabrata B.
Varietas kacang tanah ungul yang biasa dibudidayakan oleh para petani biasanya yang bertipe tegak dan berumur pendek. Di Indonesia, varietas kacang tanah yang sangat terkenal yaitu kacang brul yang berumur pendek (3-4 bulan), kacang cina yang berumur Panjang (6-8 bulan), dan kacang holle yang merupakan tipe campuran hasil persilangan antara varietas-varietas yang ada.
Baca juga : Mampukah Daun Jati Belanda Menurunkan Kolesterol? Berdasarkan Penelitian Dr. Setyo Sri Rahardjo
Sumber Protein dan Lemak
![]() |
Prof. Astawan |
Setiap 100 gram kacang tanah mengandung 2 gram serat pangan yang berarti telah memenuhi 10 % kebutuhan serat pangan setiap hari. Dari konsumsi 100 gram kacang tanah telah terpenuhi 25% kebutuhan vitamin E dalam sehari. Vitamin E terbukti sebagai antioksidan yang bisa mengurangi risiko penyakit jantung koroner.
Kacang tanah kaya vitamin B yang berguna untuk mencegah cacat janin dalam kandungan. Vitamin B juga mengurangi homosistein dalam darah yang bisa menimbulkan penyakit jantung. Selain itu, di dalam kacang tanah juga terdapat sumber-sumber mineral yang penting seperti magnesium, tembaga, fosfor, kalium dan seng. Tembaga dan magnesium sulit ditemukan dalam makanan lain. Kedua mineral tersebut memiliki fungsi penting untuk mencegah timbulnya penyakit jantung koroner.
Kacang tanah juga mengandung resveratrol, yang merupakan salah satu jenis senyawa fitokimia. Fitokimia merupakan senyawa alami dalam tanaman yang berguna bagi Kesehatan. Selain itu, kacang tanah juga kaya akan fitosterol yang sangat bermanfaat untuk mereduksi penyakit kanker dan tumor.
Dibandingkan dengan kacang kacangan dari jenis lain (kacang hijau dan kacang tunggak), kacang tanah mempunyai nilai rotein yang cukup tinggi, yaitu sekitar 25-35%. Selain itu, kacang tanah juga kaya akan lesitin yang sangat diperlukan oleh tubuh. Di dalam tubuh lesitin dapat mereduksi kolesterol darah dan membuat tubuh tetap awet muda. Kacang tanah juga kaya akan vitamin C yang merupakan antioksidan yang sangat diperlukan oleh tubuh. Selain itu, kacang tanah juga kaya akan asam lemak tidak jenuh tunggal yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan kacang jenis lain.
Menjadi Penyebab Kolesterol dan Jantung Koroner?
Kandungan lemak yang tinggi membuat kacang tanah banyak dihindari oleh masyarakat karena diduga dapat menyebabkan kolesterol dan penyakit jantung koroner. Benarkah?
Malah sebaliknya, lemak yang dikandung pada kacang tanah bukan lemak yang dapat menyebabkan kolesterol, melainkan lemak tidak jenuh yang justru bermanfaat bagi tubuh karena dapat menurunkan total kolesterol. Lemak yang dapat meningkatkan kolesterol adalah lemak jenuh yang banyak terdapat pada protein hewani. Lemak tidak jenuh mampu menurunkan kadar kolesterol LDL dan meningkatkan kolesterol HDL. Kolesterol LDL dianggap sebagai lemak jahat karena dapat menyebabkan penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah. LDL merupakan pembawa kolesterol terbanyak yaitu kurang dari 60% dari kolesterol total plasma.
Sementara itu, HDL sering disebut sebagai lemak baik karena dalam operasinya ia membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya Kembali ke hati. Menurut panduan yang dikeluarkan oleh National Heart, Lung and Blood Institute (NHLBI), kadar kolesterol yang baik bagi tubuh manusia adalah HDL lebih dari 35 mg/dl dan LDL kurang dari 130 mg/dl. Oleh sebab itu, kacang tanah malah menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Baca juga : Membuat Ramuan Herbal untuk Obati Jantung Koroner dari Prof. H.M. Hembing Wijayakusuma
Kacang tanah mengandung omega 3 yang merupakan asam lemak tidak jenuh ganda dan omega 9 yang merupakan asam tidak jenuh tunggal. Di dalam 1 ons kacang tanah terdapat 18 gram omega 3 dan 17 gram omega 9, sehingga sangat baik untuk Kesehatan. Hal serupa juga didukung oleh berbagai penelitian.
Pada pertemuan American Heart Association di Dallas tahun 2000, Dr. Frank Hu dari Harvard School of Public Health mengungkapkan hasil penelitiannya yang melibatkan 86.000 perempuan yang sering mengonsumsi kacang. Hal yang dapat disimpulkan dari penelitian tersebut adalah kacang-kacangan (termasuk kacang tanah) mampu menjaga aktifitas kerja jantung dengan teratur.
Menurut penelitian oleh Dr. Penny Kris Etherton dari Penn State University, konsumsi kacang tanah dapat mereduksi kolestrol total hingga 14 persen dan kolestrol LDL hingga 11 persen dalam jangka waktu 4 minggu.
Bahkan, minyak kacang tanah pun sebetulnya aman untuk dikonsumsi. Minyak kacang tanah mengandung asam lemak tidak jenuh sekitar 80 %. Di dalamnya terdapat 40-45 % asam linoleate yang sangat esensial bagi tubuh.
Manfaat Kacang Tanah Menurut Prof. Dr. Ir. Made Astawan, M.S. :
- Mengurangi risiko jantung koroner;
- Mereduksi kanker dan tumor;
- Mereduksi kolesterol darah;
- Membuat tubuh awet muda.
Semoga bermanfaat
0 Response to "4 Manfaat Kacang Tanah Bagi Tubuh (Diantaranya Bikin Awet Muda) Menurut Prof. Dr. Ir. Made Astawan, M.S."
Post a Comment