Buah Tin, Buah Penyembuh Hipertensi dan Sembelit Menurut Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan

Literatur sejarah mencatat bahwa buah tin berasal dari Arab dan sudah ada semenjak 4000 tahun sebelum masehi. Sekarang pohon tin telah banyak tumbuh dan dibudidayakan secara modern di negara-negara timur tengah, daerah mediterania bahkan di Indonesia.

Mentah-Matang Sama Lezatnya

Buah tin muda berwarna kehijauan. Seiring dengan matangnya buah, warna kulit akan berubah menjadi ungu kehitaman atau kekuningan sesuai varietasnya. Buah muda biasanya dikonsumsi sebagai olahan sayur, dimasak dengan aneka daging atau campuran selada. Jika sudah tua dan matang sangat lezat dikonsumsi sebagai buah meja.

Di Timur Tengah maupun Eropa, tin termasuk buah mewah dan mahal. Dulunya hanya dikonsumsi kalangan bangsawan atau saat acara-acara istimewa. Seiring dengan majunya teknologi pertanian, kini buah tin makin mudah didapat dengan harga relatif terjangkau.

Orang Eropa menyebut buah tin dengan sebutan buah fig. Sepintas buah tin memiliki rasa dan aroma yang mirip dengan jambu biji. Aromanya harum, teksturnya empuk, rasanya keset, manisnya sedang, sedikit mengandung air dan berbiji banyak namun bijinya enak dimakan. Jika kita mengunyahnya, di dalam rongga mulut akan timbul sensasi menyenangkan karena biji-biji kecilnya yang tergigit.

Selain sebagai buah meja, tin juga sangat lezat dijadikan jus, campuran puding, isi kue, manisan kering atau dikalengkan dalam sirup gula. Tingginya kandungan pektin, menjadikan buah ini sangat cocok dijadikan sebagai bahan baku selai, jelly, jam, maupun marmalade dengan rasa lezat dan keharuman yang khas.

Manfaat Kandungan Gizinya

Prof. Ali Khomsan
Menurut Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, buah-buahan merupakan sumber serat (dietary fiber) yang baik. Serat ini sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan. Dengan mengonsumsi banyak serat makan akan terhindar dari penyakit seperti sembelit. Serat juga dapat mengikat zat karsinogen pemicu timbulnya kanker di saluran cerna.

Buah tin mengandung serat yang sangat tinggi. Setiap 100 gram buah tin kering terkandung 12,2 gram serat sedangkan apel hanya mengandung 2.0 gram dan jeruk 1.9 gram. Serat juga memberikann rasa kenyang lebih lama sehingga cocok bagi orang yang sedang menjalani diet atau puasa. Kandungan gula buah juga tinggi, dicerna sedikit demi sedikit di dalam tubuh karena berupa gula buah yang komplek. Cocok dikonsumsi sebagai hidangan menu buka atau santap sahur untuk mengembalikan energi setelah seharian berpuasa atau memberi energi selama berpuasa.

Buah tin juga mengandung antioksidan yang dapat mengikat senyawa karsinogen penyebab kanker, serta mengandung pula asam lemak tak jenuh yang dibutuhkan bagi kesehatan, diantaranya Omega-3 dan Omega-6, lemak ini terbukti  berperan dalam pencegahan penyakit jantung koroner. Kelebihan yang lain, buah tin rendah lemak, rendah sodium, rendah kalori, dan bebas kolesterol sehingga sangat cocok dikonsumsi para penderita diabetes melitus.

Keistimewaan buah ini tidak berhenti sampai disitu. Beragam vitamin dan mineral bermanfaat terkandung di dalamnya. Setiap 100 gram buah tin mengandung vitamin A sebanyak 9.76 IU, Vitamin C, 0.68 mg, kalsium 133.0 mg dan zat besi 3.07 mg serta kalium. Kalium adalah mineral yang bersifat diuretik sehingga membantu mengeluarkan garam di dalam tubuh. Sangat baik dikonsumsi bagi penderita hipertensi karena membantu mengeluarkan kelebihan garam dari dalam tubuh.  Vitamin dan mineral ini sangat dibutuhkan tubuh untuk menjaga dan memelihara kesehatan organ tubuh kita. Sungguh buah lezat yang kaya manfaat. 



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Buah Tin, Buah Penyembuh Hipertensi dan Sembelit Menurut Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan"

Post a Comment