Menghadapi Suami yang Penakut Menurut Erna Marina Kusuma, M.Psi

Rasa takut adalah sifat yang dimiliki oleh setiap manusia. Rasa takut tidak memandang 'mengapa' ia muncul, tidak pula memilih perempuan atau laki-laki. Meski konon laki-laki dipercaya mampu melindungi perempuan dan lebih berani, namun kenyataannya banyak kaum adam yang memiliki rasa takut berlebih alias penakut. 

Terlebih jika ia sebagai pemimpin keluarga, tidak jarang dari mereka yang bernyali ciut, ragu dalam mengambil keputusan, tidak berkomitmen, atau bahkan takut terhadap hal-hal yang irrasional seperti hantu, mistis, dan lain-lain. Lalu bagaimana sikap istri jika mempunyai suami seperti itu?
Erna Marina K, M.Psi

Menurut psikolog Erna Marina Kusuma, M.Psi biasanya yang melatarbelakangi seorang laki-laki atau suami menjadi penakut adalah karena pola asuh yang salah dalam keluarga. Misalnya seorang suami yang takut dengan istrinya biasanya mempunyai keluarga dengan ibu yang lebih dominan dibanding bapaknya. Pengaruh tipe keluarga seperti ini secara otomatis akan membuat sang suami terbiasa diatur oleh iu. Selanjutnya ia pun beranggapan, tidak aneh jika laki-laki diatus seorang perempuan.

Sedangkan ketakutan lainnya seperti takut pada hantu atau binatang tertentu, biasanya timbul karena semasa kanak-kanak ia ditakut-takuti oleh keluarga, teman atau lingkungan tetangga. Sehingga rasa takut ini akan terbawa hingga dewasa. Selain itu, rasa takut juga muncul karena adanya trauma masa lalu yang tidak menyenangkan. Hal ini akan terbawa hingga dewasa.

Lebih lanjut Erna menambahkan sifat penakut itu tidak mempunyai ciri-ciri khusus. Pada umumnya selama berpacaran, seorang wanita tidak bisa melihat apakah calon suaminya seorang penakut atau tidak, sepanjang ia tidak mengalami kejadian yang memicu timbulnya trauma masa lalu. Misal, jika sang suami takut gelap biasanya tidak suka menonton film di bioskop yang suasanya gelap.

Bagaimana seharusnya istri bersikap? Sikap istri yang baik ketika menghadapi suami penakut adalah dengan memberikan semangat kepada suami, bahwa rasa takut itu bisa diatasi dan ada istri yang siap membantu. Sikap yang baik bukanlah diam melainkan mengajak suami untuk menyelesaikan persoalannya, pada dan mengapa itu bisa terjadi. Dengan demikian, sang suami dapat bercerita dan istri dapat lebih memahami suaminya. Istri tidak boleh menakut-nakuti atau memberikan label negatif "penakut" kepada sang suami.

Namun alangkah baiknya apabila suami berterus terang kepada istrinya menganai sifat penakutnya ini. Sebuah komunikasi yang baik sangat penting karena dapat mencegah terjadinya pertengkaran yang tidak perlu. Istri harus bersikap sabar dan tetap menghargai suami. Terima kelemahan sang suami dan terus membantunya dalam mengatasi rasa takut tersebut.

Sulit memang bagi laki-laki untuk mengakui kelemahannya ini. Karena pada umumnya, kesan laki-laki adalah manusia yang kuat, berani, dan mampu dalam berbagai hal. Jika laki-laki memiliki kelemahan, biasanya cenderung disembunyikan dari pasangannya. Dan apabila kelemahannya itu diketahui oleh pasangannya, maka timbul rasa minder, malu, serta perasaan tidak nyaman.

Erna juga menekankan bahwa pada prinsipnya seorang manusia yang lahir ke dunia tidak mempunyai rasa takut terhadap apa pun. Orangtuanya-lah yang berperan terhadap munculnya rasa takut tersebut, misal takut jatuh, takut tenggelam, takut kegelapan dan lain sebagainya.



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Menghadapi Suami yang Penakut Menurut Erna Marina Kusuma, M.Psi"

Post a Comment