Operasi Pembesaran Penis Menurut dr. Nugroho Setiawan, MS, Sp.And
Ukuran penis banyak menjadi kegundahan kaum Adam. Sebuah survey menunjukkan 90% laki-laki tidak puas dengan ukuran dan panjang penis mereka. Tidak sulit untuk dimengerti mengapa pria begitu mempersoalkan ukuran organ vitalnya. Penis yang lebih besar dianggap berarti lebih perkasa dengan jaminan performa seks lebih baik pula. Salah paham itulah yang memicu ketidakpercayaan diri laki-laki.
Meski begitu, fakta berbicara lain, masih banyak kaum Adam yang terobsesi dan berusaha berbagai cara untuk membesarkan ukuran vitalnya. Jalan singkat ala Mak Erot adalah salah satunya. 'Kehebatan' perempuan yang satu ini pernah menjadi primadona perbincangan antar kaum pria. Apalagi yang diperbincangkan kalau bukan kemampuannya memperbesar ukuran organ vital laki-laki. Obat dan ramuan khusus adalah jalan berikutnya demi mendapatkan ukuran 'ideal'.
Pertanyaannya sekarang adalah, apa betul organ vital laki-laki itu bisa diperbesar/diperpanjang? Amankah dan benarkah menunjang seksualitas? Maraknya program 'pembesaran penis' dan banyaknya laki-laki yang menjadi korban mendapatkan penjelasan tersendiri dari andolog dan seksolog dr. Nugroho Setiawan, MS, Sp.And.
![]() |
dr. Nugroho Setiawan |
Menurutnya, mitos tersebut sangat menyesatkan. Karena jika tetap dipercaya, yang bersangkutan akan rendah diri atau jika pasangannya juga percaya mitos itu, maka begitu melihat penis pasangannya kecil, ia langsung merasa tak puas.
Ukuran Penis Ideal
Selanjutnya, dr. Nugroho meluruskan bahwa kepuasan seksual sebenarnya bukan ditentukan oleh besar kecilnya penis melainkan pada baik tidaknya fungsinya. Sayang, pendidikan seks yang rendah menyebabkan kesimpangsiuran fakta tersebut.
"Penis berfungsi dengan baik artinya penis bisa ereksi keras, mempertahankan lama ereksi, serta melakukan penetrasi," jelasnya.
Ukuran penis dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah genetik, ras, obesitas dan hormon. Belum ada studi yang meneliti ukuran penis rata-rata orang Indonesia, namun umumnya tidak jauh bebrbeda dengan ukuran penis yang ditemukan pada satu wilayah regional Asia, yaitu 8-11 cm saat tidak ereksi dan 12-14 cm saat ereksi dengan diameter 3,2 cm. Untuk mengetahui ukuran sebenarnya, cara mengukurnya harus benar. yakni perut ditekan sampai otot dasar penis.
Penis kecil tak semuanya tidak normal. Lalu bagaimana mengetahui penis kecil yang normal dan tak normal? dr. Nugroho menjelaskan penis kecil yang tak normal adalah pertumbuhan genitalianya terhambat. Penis tak hanya kecil, tapi biasanya disertai pertumbuhan kantung buah pelir (skrotum) yang tidak sempurna. Skrotum yang normal adalah yang panjang (menggelantung), sehingga buah pelir bisa lebih dingin dari suhu tubuh, warna kulit lebih gelap, dan berlekuk-lekuk.
Besar dengan Instant
Ada gula ada semut, keminderan laki-laki akan ukuran organ vitalnya mengundang beragam pengobatan baik medis maupun non medis (alternatif). Dr. Nugroho menyebutkan beberapa teknik yang digunakan oleh tenaga non-medis untuk membesarkan penisnya, misalanya suntik silikon.
"Teknik itu sangat berbahaya, karena biasanya disuntikkan langsung, tanpa kantung. Bila tanpa kantung suatu saat silikon akan menyebar masuk kemana-mana," ujar dr. Nugroho.
Pembesaran dengan silikon tanpa kantung sangat berbahaya bagi kesehatan terutama untuk fungsi seksual. Dampaknya pasti akan terjadi disfungsi ereksi permanen. Silikon akan menyebar kemana-mana dan masuk ke pembuluh darah dan akhirnya tersumbat yang mengakibatkan tidak bisa ereksi.
Dr. Nugroho mengakui beberapa pasien korban 'pembesaran penis' yang datang kepadanya mengeluh tidak bisa lagi menikmati hubungan seks. Pasangannya pun tak merasakan kepuasan. Hal itu disebabkan adanya pelapis silikon yang lebih lunak dibanding penis yang sesungguhnya.
"Ketika ereksi, penis seharusnya mengeras, sementara dengan silikon, penis menjadi lunak, akibatnya malah tidak ada rasanya," imbuh dr. Nugroho
![]() |
Surgery-Phalloplasty |
Bila secara non-medis sudah terbukti sangatlah berbahaya, lalu bagaimana bila dilakukan secara medis? Operasi medis untuk pembesaran penis atau istilahnya Surgery-Phalloplasty terdiri 2 teknik.
- Pertama, operasi memanjangkan penis. Operasi ini dilakukan untuk memperpanjang penis dengan cara memotong atau memperkecil otot dasar penis. Lalu bagaimana menurut dr. Nugroho?"Hasilnya tidak akan memuaskan dan kemungkinan malah akan berdampak buruk karena otot dasar penis menjadi tidak kuat akibat dipotong tadi. Kalau otot dasarnya kuat, penis akhirnya tegak. Bila kekuatan otot penis tidak sebanding dengan beratnya, maka ereksi akan gagal. Bahkan bisa terjadi disfungsi ereksi penis atau impotensi seksual."
- Kedua, operasi implan. Yaitu dengan implan jaringan lemak tubuh lain ke dalam penis. Kekurangannya adalah ukuran kepala penis tidak dapat ditingkatkan sehingga secara visual tampak kurang proporsional. Satu hal yang pasti, kamu harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.
Panjang dan Besar Bukanlah Jaminan
Dr. Nugroho menjelaskan, ukuran penis hanyalah salah satu unsur keharmonisan hubungan intim dalam rangka membina rumah tangga yang bahagia. Bila sudah tercipta komunikasi dan kesepahaman maka ukuran penis tak akan menjadi masalah.
0 Response to "Operasi Pembesaran Penis Menurut dr. Nugroho Setiawan, MS, Sp.And"
Post a Comment