Susu Kental Manis Bukanlah Susu Menurut dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes


Hal yang pertama kali harus diketahui adalah bahwa susu kental manis (SKM) sebenarnya merupakan produk yang aman untuk dikonsumsi masyarakat. Sebab produk ini sudah sesuai standar dan mendapatkan izin edar. Produk tersebut juga diperlukan sebagai tambahan atau pelengkap untuk berbagai sajian kuliner, seperti pada kopi, teh tarik, atau martabak manis.

Direktur Jenderal Industri Agro, Panggah Susanto menjelaskan, SKM merupakan salah satu bagian dari berbagai macam produk turunan susu. Standar SKM diatur melalui Peraturan Kepala BPOM Nomor 21 Tahun 2016, tentang Kategori Pangan yang disusun berdasarkan standar internasional, yakni Codex Alimentarius. Selanjutnya, berdasarkan Perka BPOM Kategori Pangan 01.3: Produk Susu Kental dan Analognya, SKM adalah produk susu berbentuk cairan kental yang diperoleh dengan menghilangkan sebagian air dari campuran susu dan gula hingga mencapai tingkat kepekatan tertentu, atau merupakan hasil rekonstitusi susu bubuk dengan penambahan gula, dengan atau tanpa penambahan bahan lain.

dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes.

NAMUN, menurut ahli, SKM tetaplah bukanlah susu, tetapi minuman yang terbuat dari gula dan susu. Mengonsumsi SKM secara berlebihan akan meningkatkan risiko diabetes dan obesitas pada anak-anak. Hal ini disebabkan karena tingginya kadar gula di minuman SKM. Hal ini disampaikan oleh dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes., seorang dosen Gizi Poltekkes Kementerian Kesehatan Jakarta.


"Sebagai sumber energi iya, tetapi sangat tidak baik apabila energi anak bersumber dari gula," kata dr.Rita kepada Kompas.com, Minggu (6/5/2018)

"Tubuh punya toleransi tertentu dan penelitian menjelaskan, konsumsi gula lebih dari 10% energi total akan berisiko penurunan sensitivitas insulin yang kemudian memicu hiperglikemia (kadar gula darah lebih tinggi dari batas normal) dan memicu risiko diabetes," tambah dr. Rita.

Setelah bertahun-tahun, masyarakat kita memang telah terbiasa mengonsumsi SKM dan menganggapnya sebagai "susu", anggapan inilah yang keliru! karena SKM sendiri sebenarnya bukanlah susu. Hal inilah yang akhirnya menjadikan SKM secara resmi dinyatakan tidak mengandung susu oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Tanpa padatan susu sama sekali, susu kental manis telah berhasil "menipu" masyarakat yang justru sering menyajikannya untuk anak, sebagai alternatif dari susu bubuk yang memiliki harga lebih mahal.

Melalui Surat Edaran tentang Label dan Iklan pada Produk Susu Kental dan Analognya (Kategori Pangan 01.3) pada Mei 2018, BPOM memberikan aturan ketat terkait peredaran susu kental manis, yaitu:
  1. Dilarang menampilkan anak-anak berusia di bawah 5 tahun dalam bentuk apapun;
  2. Dilarang menggunakan visualisasi bahwa produk Susu Kental dan Analognya (Kategori Pangan 01.3) disetarakan dengan produk susu lain sebagai penambah atau pelengkap zat gizi. Produk susu lain, antara lain susu sapi/ susu yang dipasteurisasi/ susu yang disterilisasi/ susu formula/ susu pertumbuhan;
  3. Dilarang menggunakan visualisasi gambar susu cair dan/atau susu dalam gelas serta disajikan dengan cara diseduh untuk dikonsumsi sebagai minuman;
  4. Khusus untuk iklan, dilarang ditayangkan pada jam tayang acara anak-anak.

Baca juga : Air Es Bisa Bikin Gemuk, Benarkah? Menurut dr. Diana F. Suganda, M.Kes, Sp.G (K)
 

Menurut dr. Rita, Indonesia saat ini berada di urutan ke-4 di dunia yang penduduknya paling banyak terkena diabetes. Pada piramida gizi seimbang, susu masuk dalam kelompok bahan makanan sumber protein. Kandungan 8 gram protein setara dengan satu porsi telur, daging, ikan dan tempe.

"Harusnya susu itu bisa memberi protein lebih kurang 8 gram, kalsium sekitar 250 gram. Dan gula yang boleh untuk anak menurut piramida gizi seimbang sekitar satu sampai 2 sendok makan atau setara dengan 26 gram," kata dr. Rita.

Dr. Rita juga menambahkan, "Jika kemudian seorang anak minum susu dari susu kental manis sebanyak dua gelas per hari, seperti anjuran gizi seimbang, maka asupan gulanya sangat melebihi dari pembagian makan sehari yang seimbang untuk anak, ini saya sayangkan sekali".

Selain diabetes dan obesitas, asupan gula secara berlebihan akan merusak gigi pada anak-anak



"Anak-anak yang suka konsumsi gula tinggi dalam bentuk susu dan tidak langsung membersihkannya, maka akan memicu caries dentis (gigi karies). Penelitian tentang ini sudah banyak di jurnal kedokteran," katanya lebih lanjut.

Oleh karena itu sekali lagi ditegaskan, walaupun SKM adalah produk yang aman untuk dikonsumsi. Penggunaannya tetaplah harus dibatasi, terlebih lagi untuk anak-anak melihat tingginya kadar gula yang terkandung dalam SKM tersebut. 



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Susu Kental Manis Bukanlah Susu Menurut dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes"

Post a Comment