Reward & Punish yang Tepat untuk Anak Menurut Munardyansih, S.Psi


Namanya juga anak-anak, ada saja tingkah laku dan ucapannya yang membuat kesal orangtua. Untuk menghadapinya, jangan lagi memakai pola asuh khas tempo dulu semacam main pukul, mencubit atau berteriak keras-keras. Sungguh menguras emosi dan tenaga. Nah, trik punish (menghukum) dan reward (imbalan) berikut bisa membantu mendisiplinkan buah hati kamu! Hukuman dan imbalan menjadi salah satu bagian dalam dunia pendidikan anak. 

Menurut Psikolog Munardyansih, S.Psi, reward diketahui sebagai hal yang menyenangkan bagi anak. Reward bisa berupa perhatian, perkataan, menuruti keinginan anak, sehingga anak merasa dihargai dan si anak akan mengulang perbuatan positif. Punishment (hukuman) sendiri, lanjut Ibu Ade, demikian psikolog itu disapa, adalah segala sesuatu yang tidak disukai anak yang diberikan orangtua kepada anak dengan tujuan menghentikan tingkah laku negatif anak.

“Bentuknya bisa larangan, hukuman, dimarahi, bisa verbal dan fisik,” tutur Ade.

Ade menjelaskan konsep punishment dan reward sangat cocok dalam membentuk disiplin anak.

“Disiplin itu penting karena memberikan arah pada anak mana yang boleh dan mana yang tidak. Kalau ada arahan yang jelas, anak akan lebih mudah dan nyaman dalam melangkah ke depannya” ungkapnya

Sebenarnya, istilah punishment dan reward bukan hal yang baru. Sayang, terkadang orangtua tidak menyadari bahwa imbalan dan hukuman yang tidak benar dapat menjadi bumerang bagi orangtua dan anak itu sendiri. Apa dan bagaimana hukuman dan imbalan yang tepat bagi anak?

Harus Seimbang

Tanpa disadari, orangtua seringkali memberikan hukuman atau imbalan lebih banyak daripada mestinya. Padahal menurut Ade, pemberiannya harus seimbang.

“Dalam memberikan hukuman dan imbalan haruslah dilihat dari kebutuhan anak, apakah itu perlu atau tidak sehingga tidak kurang atau tidak berlebihan.” Ujarnya.

Baca juga : Hilangkan Bekas Jerawat dengan Mangga Muda Menurut dr. Reisa Broto Asmoro

Idealnya, pemberian hukuman dan imbalan harus sesuai serta fokus pada tingkah lakunya. Dalam hal imbalan, apapun yang orangtua pilih, ingatlah bahwa hal yang diberikan haruslah pas.

“Jangan memuji berulang-ulang bila memang anak pernah dipuji atas hal yang sama, jangan pula memberikan sesuatu yang kurang bermanfaat atau malah yang sudah mereka punyai.” saran Ade.

Memberi imbalan yang berlebihan menurut Ade akan membuat anak menjadi manja dan materialistis. Ditakutkan pula anak bersikap baik bukan karena kesadaran diri tetapi karena keinginan untuk mendapatkan barang tersebut.

Selalu Menjelaskan


Penting untuk menjelaskan kepada anak kamu mengapa mereka sedang dihukum. Diskusikan bahwa di masa mendatang mereka dapat mencegah hukuman dengan tidak mengulangi kesalahan tadi. Sama halnya dengan imbalan, kamu harus memberikan penjelasan mengapa mereka sedang dihargai. Ini akan membantu anak meningkatkan perilaku yang tepat sesuai dengan yang diinginkan.

Sederhana Saja


Tentunya kamu tak ingin omelan dan teguran kamu hanya dianggap masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri. Karenanya Bahasa yang digunakan sebaiknya yang sederhana saja, apalagi jika si anak masih tergolong balita. Gunakan juga Bahasa anak yang berdasarkan pada pola pikir anak. Dengan demikian si anak akan lebih bisa menerimanya.

Perilakunya, bukan Pribadinya


Ketika anak berbuat salah, orangtua harus menegur perilaku tersebut, tanpa mencela pelakunya. Ia harus mengerti betul bahwa orangtuanya marah karena perilaku yang baru saja dilakukannya, bukan karena membenci dirinya. Apalagi pribadinya sering dicerca dengan julukan buruk seperti anak nakal, bengal, bodoh, pemalas dan sejenisnya, maka akan terbentuk keyakinan dalam diri anak bahwa memang seperti itulah kepribadiannya. Selanjutnya ia akan merasa wajar jika berbuat nakal.
 

Hindari Hukuman Fisik Berlebihan

Memberi hukuman fisik janganlah berlebihan.
“Memberi jeweran secara halus juga hukuman fisik tapi tentunya dengan sewajarnya.” terang Ade.

Baca juga : 5 Tips Menjaga Kesehatan Tulang Belakang Menurut dr. Gatot Ibrahim

Nah, yang perlu dihindari adalah hukuman fisik secara berlebihan seperti mencubit anak hingga anak kesakitan, memukul dan hukuman fisik lain yang mengarah pada kekerasan. Ade menilai hukuman badan anak belum tentu efektif. Hal itu malah bisa jadi bumerang karena menyebabkan anak menjadi frustasi dan membuatnya kebal terhadap hukuman tersebut.

“Hukuman fisik berlebihan bisa menimbulkan dampak psikologis jangka panjang, seperti rasa marah, sakit hati dan jengkel yang akan dipendam selamanya oleh si anak”. jelas Ade

Selalu Konsisten

Konsep imbalan atau hukuman tidak akan efektif tanpa konsistensi. Jika seorang anak tidak yakin menerima upah untuk perilaku positif, dia akan lebih sedikit kemungkinan untuk terlibat dalam perilaku. Demikian juga, jika seorang anak tidak yakin menerima hukuman untuk perilaku negatif, ia akan lebih mungkin untuk terlibat dalam perilaku.

Baik imbalan maupun hukuman, janganlah asal-asal diberikan, melainkan harus mampu membangun/mengukuhkan konsep diri si individu. Waktu diberikannya imbalan atau hukuman pun harus langsung pada saat perilaku yang diinginkan/tidak diinginkan itu terjadi. Jangan menundanya terlalu lama.


Baca juga : Kiat Jitu Menolak Cinta Seseorang Menurut Vera Itabiliana, Psi

Berikut ini adalah aturan-aturan yang penting saat memberikan hukuman dan imbalan pada anak :

Trik Jitu Menghukum Si Kecil
  1. Hukuman harus bersifat mendidik;
  2. Tegurlah perilaku anak bukan pribadinya. Hindari memberi label bodoh, malas dan sejenisnya kepada anak;
  3. Kompaklah antara ayah dan ibu dalam menerapkan hukuman;
  4. Hindarkan hukuman fisik berlebihan. Hukuman badan adalah pilihan terakhir yang diberikan pada anak;
  5. Adakan evaluasi seusai hukuman diberikan, apakah ada perubahan kesadaran dalam diri si anak atau tidak.

Trik Reward Tepat untuk Si Kecil
  1. Berikan dengan tujuan tertentu sebagai dorongan pada anak agar tetap mempertahankan yang baik;
  2. Imbalan tak harus dalam bentuk barang, berilah pelukan atau ciuman dengan tulus dan sungguh-sungguh;
  3. Kompaklah Antara ayah dan ibu dalam menerapkan reward;
  4. Lakukan reward sesuai porsinya, jangan sampai imbalannya kelewat besar dibanding apa yang dilakukan;
  5. Adakan evaluasi seusai hadiah diberikan, apakah ada penguatan perilaku pada anak
  6. Reward jangan diberikan secara berlebihan.



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Reward & Punish yang Tepat untuk Anak Menurut Munardyansih, S.Psi"

Post a Comment