Bahaya Menggerakkan Leher sampai Terdengar 'Krekk' Menurut Dr. dr. Wawan Mulyawan, Sp.BS., Sp.KP
Ada suatu kebiasaan sebagian besar orang, atau mungkin banyak diantara kita yang saat otot-otot leher terasa kita tegang dan kaku, kadang kita menggeretakkan leher sampai berbunyi 'krekk'. Menggeretakkan leher memang membuat leher terasa ringan. Namun, tahukah kalian bahwa melakukan hal itu dapat berbahaya bagi leher kalian?
![]() |
dr. Wawan M., Sp.BS., Sp.KP |
Menurut Dr. dr. Wawan Mulyawan, Sp.BS., Sp.KP, spesialis bedah saraf, di dalam leher terdapat beragam organ yang penting fungsinya. Leher adalah salah satu bagian tubuh dengan struktur anatomi yang cukup kompleks, banyak ragamnya, dan memiliki fungsi yang sangat vital. Di dalam leher terdapat beragam organ dan fungsi yang sangat penting, ada kelenjar tiroid yang menyimpan hormon tiroid, ada trakea yang merupakan saluran masuk udara dari mulut ke hidung ke bronkus lalu masuk ke paru-paru. Itu baru bagian depan saja.
"Misalnya di bagian depan ada kelenjar tiroid yang menyimpan hormon tiroid yang penting dalam metabolisme tubuh. Masih ada lagi esofagus atau trakea yang merupakan saluran masuk udara untuk pernapasan," terang dr. Wawan.
Selain itu, di leher juga terdapat pembuluh darah utama ke otak. Makin ke belakang, terdapat struktur tulang belakang yang di dalamnya ada sumsum tulang belakang dan pembuluh darah ke otak. Saking pentingnya, tak salah jika ada yang menyebut leher adalah ‘jembatan kehidupan’ antara kepala dan tubuh bagian bawah.
"Semua organ-organ itu punya fungsi yang demikian penting. Tak salah kalau ada yang menyebut leher adalah jembatan kehidupan antara kepala dan tubuh bagian bawah," ujarnya.
Baca juga : Ketiak Hitam, Solusinya? Menurut dr. Dian Pratiwi, SpKK
Ini juga yang melatarbelakangi mengapa hukuman mati yang masih lazim dilakukan hingga saat ini adalah hukuman gantung dan hukuman penggal leher. Itu karena keduanya menjadikan leher sebagai area tercepat di tubuh untuk bisa mematikan terpidana mati tersebut.
Mengingat pentingnya organ-organ yang ada di leher, dr. Wawan menyebutkan manipulasi atau menggerakkan leher secara berlebihan dapat berakibat fatal. Jika tulang leher patah, retak, atau dislokasi, maka tulang leher menjadi tidak stabil dan membuat sumsum tulang di dalamnya tercederai.
"Yang tersering bukan patah, tetapi dislokasi atau melejitnya sendi yang menghubungkan antar tulang leher," papar dokter yang memiliki kompetensi di bidang tulang belakang ini.
Ada 7 ruas tulang leher dan masing-masing ruas dihubungkan oleh dua macam sendi, yakni bantalan tulang (diskus) dan sendi penyangga kiri dan kanan (prosesus artikularis superior dan prosesus artikukaris inferor, atau disebut juga facet).
Jika tulang dan sendinya melejit, maka hubungan persendian leher dan ruas tulang lehernya menjadi tidak stabil dan mencederai sumsum tulang belakang di dalamnya dan selanjutnya terjadilah kejadian fatal yang bisa sampai menimbulkan kematian.
Apalagi jika tulang leher sampai patah, tentu instabilitas itu menjadi lebih parah lagi dan bisa menimbulkan kematian yang lebih cepat lagi. Diitambah lagi robeknya pembuluh darah arteri vertebralis akibat tergores tulang leher yang patah itu.
Bunyi 'krekk"
Bila kita menggerakkan sendi leher sampai berbunyi 'krekk' menunjukkan telah terjadi manipulasi pergerakan sendi secara berlebihan."Bunyi 'krekk' itu tampaknya memang tidak terjadi dislokasi atau patah tulang leher, namun sebetulnya dengan makin sering digerakkan berlebihan, maka sendi lehernya bisa makin lemah dan menyebabkan tulang leher tidak stabil. Semakin bertambah usia akan muncul keluhan nyeri leher kronis," katanya.
Baca juga : Benarkah Kecap dan Jeruk Nipis Meredakan Batuk? Menurut Prof. Dr. Sumali Wiryowidagdo, M.Si, Apt
Pada Agustus 2015, terjadi kasus kematian yang menimpa Allya Siska. Allya Siska adalah korban malpraktik Klinik Chiropractic First yang bertempat di Pondok Indah Mall. Allya Siska meninggal setelah menjalani terapi di klinik ini. Chiropractic sendiri merupakan metode terapi untuk mengoreksi tulang belakang, otot, dan persendian saraf.
Menurut dr. Wawan, pergerakan sendi leher yang berlebihan yang dilakukan terapis terhadap Allya Siska juga diikuti dengan dislokasi tulang dan sendi lehernya. "Bahkan mungkin terjadi retakan tulang belakang leher," imbuhnya.
Oleh karena itu, dr. Wawan menyarankan agar tidak menggerakkan leher secara berlebihan, baik oleh diri sendiri, tukang cukur, tukang pijat, bahkan oleh orang yang mengaku profesional dan mempunyai sertifikat khusus itu.
"Untuk masalah nyeri leher, punggung, atau nyeri pinggang, datanglah ke ahli profesional yang terdidik di rumah sakit, seperti spesialis saraf, bedah saraf, dokter ortopedi, dokter fisik dan rehabilitasi, bahkan tidak ada salahnya ke dokter umum atau fisioterapi," sarannya.
0 Response to "Bahaya Menggerakkan Leher sampai Terdengar 'Krekk' Menurut Dr. dr. Wawan Mulyawan, Sp.BS., Sp.KP"
Post a Comment