Kanker pun Bisa Tumbuh di Mulut Menurut drg. Gus Permana Subita, SpPM, PhD dan Prof. Dr. drg. Elza Ibrahim Auerkari, M.Biomed


Kanker mulut adalah satu jenis kanker yang bersifat fatal, dengan angka ketahanan hidup kurang dari 50%. Sayangnya sebagian orang belum sadar betul akan keganasan pada rongga mulut itu.

Penyebab

Drg. Gus Permana Subita, SpPM, PhD menyatakan minuman beralkohol dan rokok (apalagi mengonsumsi keduanya) meningkatkan risiko kanker mulut hingga 4x lipat. Kombinasi asap rokok dan alkohol menghasilkan senyawa karsinogen yang bisa memicu munculnya kanker. Penyebab kanker mulut lebih lanjut dijelaskan oleh drg. Gus bukan karena satu hal saja melainkan karena multifaktor, termasuk di dalamnya adalah faktor genetik dan gaya hidup yang tidak sehat.

Prof. Dr. drg. Elza Ibrahim Auerkari, M.Biomed pun menambahkan bahwa penyebab kanker mulut antara lain kurangnya Vitamin A, virus HPV dan kebersihan mulut yang tidak terjaga, mulut yang tidak bersih dapat meningkatkan risiko kanker mulut sampai (8) delapan kali.

Gejala

Kanker merupakan pertumbuhan sel yang tidak semestinya, yang tidak dapat dikendalikan. Drg. Gus mengungkapkan, kanker mulut dapat berkembang di setiap bagian rongga mulut atau orofaring. Karsinoma sel skuamosa adalah jenis kanker yang paling sering ditemukan di rongga mulut (hampir 90%). pada banyak kasus, keganasan dimulai di dasar mulut dan bisa melibatkan lidah, langit-langit, bibir, gusi dan mukosa pipi.

Rongga mulut yang merupakan organ penting mengecap, mengunyah dan menelan makanan, serta berbicara, dapat dirusak keutuhan struktur-struktur di dalamnya oleh kanker tersebut. Pada stadium lanjut, penderita akan merasakan nyeri yang luar biasa, jangankan untuk makan, untuk bicara pun susah, kualitas hidup penderita jauh menurun.

Prof. drg. Elza menegaskan perlunya kewaspadaan sedini mungkin bila menemukan atau mengalami gejala-gejala umum kanker mulut. Berikut ini adalah gejala umum kanker mulut :
  • lesi atau benjolan di bibir, mulut, atau tenggorokan (pada tahap awal tidak terasa nyeri);
  • rasa sakit di bibir atau di dalam mulut yang tidak sembuh-sembuh;
  • daerah merah atau putih yang tidak sakit di gusi, lidah atau dinding mulut;
  • rasa nyeri, perdarahan atau kebas dalam mulut yang tidak jelas penyebabnya;
  • sakit tenggorokan yang tidak sembuh-sembuh;
  • nyeri atau sulit mengunyah dan menelan;
  • pembengkakkan rahang;
  • suara menjadi serak atau berubah;
  • nyeri di telinga.

Meski bisa dikenali dari gejala-gejala awal, namun masih banyak penderita yang baru didiagnosis pada stadium lanjut. Hal itu terjadi karena pada awalnya kanker rongga mulut biasanya tampak sebagai benjolan kecil tanpa rasa sakit. 

Manifestasi kanker rongga mulut paling umum adalah ulkus radang yang tidak sakit, dengan batas tidak tegas. Ulkus atau lesi nodular kecil dapat tidak menimbulkan gejala untuk waktu yang lama. Pada 20% kasus, di jaringan sekitarnya dapat ditemukan leukoplakia (warna keputihan). Jika terdapat eritroplakia (warna kemerahan), tumor tersebut kemungkinan ganas.

Leukoplakia dan eritroplakia merupakan lesi pramalignan (awal keganasan). Jika telah bermetastasis, di leher penderita dapat ditemukan massa dan penderita dapat merasakan sakit tenggorokan. Gejala-gejala klinis kanker mulut disebabkan pertumbuhan lesi dan invasi jaringan yang lebihd alam. Penyakit tahap lanjut dapat menimbulkan nyeri di telinga, halitosis, keterlibatan nodus limfa dan pendarahan.

Pengobatan

Drg. Gus dan Prof drg. Elza menyatakan, sebelum dilakukan tindakan pengobatan, harus melewati tindakan biopsi untuk menentukan bahwa benjolan (lesi) tersebut ganas atau tidak. Selanjutnya penderita akan dirujuk ke ahli bedah onkologi, yang biasanya akan melakukan tindakan pembedahan, radioterapi dan atau kemoterapi. Pada saat ini sedang gencar dijaki dan dikembangkan terapi gen dan terapi sel punca (stem Cell) untuk mengatasi keganasan tersebut.

Bagaimana dengan tingkat kesembuhannya? sebanyak 56% penderita yang telah mengalami penangnan kanker kepala dan leher memiliki angka survival rate 5 tahun. Persentase yang memiliki angka survival rate 10 tahun adalah 41%. Angka itu tergantung pada lokasi tumor, staging, jenis pengobatan dan adanya keadaan medis lain.

Saat pengobatan berakhir bukan berarti perkara selesai. Prof. drg. Elza kembali mengingatkan penderita untuk menjalani pemeriksaan karena pasien kanker mulut dan tenggorokan memiliki risiko terkena kanker kepala dan leher lain, atau kankerdid aerah sekitarnya, seperti esofagus dan laring. Selain itu, selama pengobatan dan setelahnya, pasien diharuskan rajin kontrol ke dokter ahli yang merawatnya dan mengikuti anjuran-anjurannya. Berpola hidup sehat dengan asupan makanan sehari-hari yang memenuhi syarat 4 sehat 5 sempurna, melakukan olahraga rutin dan selalu berpikir positif serta berkeyakinan yang kuat akan sembuh akan mempercepat kesembuhan.

Tips 'Mengusir' Kanker Mulut

Cara terbaik untuk mencegah kanker mulut adalah dengan menghindari faktor-faktor risikonya. Sebelum terlambat, baiknya lakukan pencegahan seperti berikut :
  1. Berhenti merokok dan tidak mengonsumsi alkohol secara berlebihan;
  2. Gunakan perlindungan terhadap sinar matahari untuk melindungi bibir;
  3. Hindari sumber-sumber iritasi oral (gigi tajam);
  4. Konsumsi makanan sehari-hari dengan nutrisi seimbang, 4 Sehat 5 Sempurna dan cukupkan asupan vitamin A;
  5. Selalu rajin dan teratur membersihkan mulut;
  6. Meski tidak ada keluhan, lakukan check up secara rutin setiap enam bulan sekali.




Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kanker pun Bisa Tumbuh di Mulut Menurut drg. Gus Permana Subita, SpPM, PhD dan Prof. Dr. drg. Elza Ibrahim Auerkari, M.Biomed"

Post a Comment