Toilet Jongkok vs Toilet Duduk, Sehat Mana? Menurut dr. Ayu Yuni Andini dan dr. Henry L. Bockus
Pada jaman sekarang ini, kebanyakan tempat di Perkotaan, khususnya di Mall-mall sudah menggunakan toilet duduk dengan tujuan agar orang tidak merasa lelah jongkok saat harus buang air besar. Tapi, apakah menggunakan toilet duduk itu baik untuk kesehatan? Ataukah malah toilet jongkok yang sebenarnya lebih baik?
Menurut dr. Ayu Yuni Andini, saat buang air besar sebenarnya lebih baik menggunakan toilet jongkok. Kenapa? Karena posisi anatomi tubuh manusia akan lebih baik jika kita menggunakan toilet jongkok. Walaupun begitu bukan berarti toilet duduk itu buruk. Dan pernyataan dr. Ayu itu pun diamini oleh beberapa ahli yang menyebutkan bahwa jongkok merupakan posisi yang paling tepat dan direkomendasikan untuk buang air besar.
Dikutip dari jurnal Gastroenterology, dr. Henry L. Bockus mengatakan, posisi ideal untuk buang air besar adalah jongkok dengan paha tertekuk pada perut karena dengan cara ini kapasitas rongga perut sangat berkurang dan tekanan intra-abdomen akan meningkat, sehingga bisa lebih mendorong pengeluaran feses.
Jika buang air besar dalam posisi duduk, menurut jurnal Digestive Diseases and Sciences, dibutuhkan waktu lebih lama untuk buang air besar dengan toilet duduk sebab tubuh butuh proses untuk mendorong feses melalui sudut rectoanal. Jika buang air besar dalam keadaan duduk, apalagi dengan posisi biasa dan tegak lurus 90 derajat, justru membuat proses buang air besar menjadi lebih sulit untuk dilakukan dan tenaga yang dibutuhkan juga menjadi lebih besar.
Para penemu dari Squatty Potty juga menambahkan bahwa toilet jongkok menunjukkan sejumlah manfaat kesehatan potensial, seperti dilansir Dailyhealthpost :
- Peningkatan kesehatan usus besar secara keseluruhan;
- Otot panggul dan kontrol kandung kemih menjadi lebih baik;
- Mengurangi sembelit, kembung, dan gas;
- Menurunkan insiden dan gejala wasir;
- Mengurangi ketegangan dan proses BAB menjadi lebih cepat.
Sejumlah studi klinis telah melihat manfaat dari posisi jongkok untuk buang air besar, dan mereka setuju. Sebuah penelitian di Jepang pada tahun 2010 menemukan berjongkok menurunkan tekanan perut dan ketegangan otot dibandingkan dengan duduk.
Studi lain yang dilakukan di Israel pada tahun 2003 menemukan hasil yang sama, dan juga mengomentari relatif kurangnya masalah yang berhubungan dengan wasir, sembelit, dan divertikulitis (penyakit pencernaan) di lokasi-lokasi yang lebih sering menggunakan toilet jongkok.
Manfaat toilet jongkok juga sebagian besar berasal dari peningkatan sudut anorektal, yaitu penegakan tabung yang dilalui tinja untuk keluar dari tubuh. Sambil duduk, lintasan ini menjadi bengkok sehingga membutuhkan lebih banyak usaha untuk memungkinkannya dilewati oleh kotoran. Sedangkan posisi jongkok meluruskan sudut anorektal, sehingga buang air besar menjadi lebih mudah.
Studi lain yang dilakukan di Israel pada tahun 2003 menemukan hasil yang sama, dan juga mengomentari relatif kurangnya masalah yang berhubungan dengan wasir, sembelit, dan divertikulitis (penyakit pencernaan) di lokasi-lokasi yang lebih sering menggunakan toilet jongkok.
Manfaat toilet jongkok juga sebagian besar berasal dari peningkatan sudut anorektal, yaitu penegakan tabung yang dilalui tinja untuk keluar dari tubuh. Sambil duduk, lintasan ini menjadi bengkok sehingga membutuhkan lebih banyak usaha untuk memungkinkannya dilewati oleh kotoran. Sedangkan posisi jongkok meluruskan sudut anorektal, sehingga buang air besar menjadi lebih mudah.
0 Response to "Toilet Jongkok vs Toilet Duduk, Sehat Mana? Menurut dr. Ayu Yuni Andini dan dr. Henry L. Bockus"
Post a Comment