Si Kecil yang Super Sibuk. Menurut Dra. Louise Maspaitella, M.Psi

Orangtua mana yang tidak ingin menjadi terbaik? Semua orangtua tentu ingin anaknya tumbuh dan berkembang sebaik mungkin. Karena itu, anak dipersiapkan sedemikian rupa. Salah satunya dengan memberikan jadwal kegiatan sepadat mungkin. Sekolah, les bahasa Inggris, les kumon, piano, komputer dan banyak lagi. Akhirnya, tidak waktu luang bagi si kecil untuk sekedar untuk menonton televisi atau bermain. 


Salahkah orangtua bersikap demikian? Dra. Louise Maspaitella, M.Psi, menyebut 2 alasan mengapa orangtua bertindak hyperparenting seperti itu. Pertama, karena ambisi orangtua yang tidak ingin punya cukup waktu untuk anaknya lantaran kesibukan kerja. Kedua, karena dukungan keuangan yang mencukupi, bahkan berlebihan. Bagi orangtua seperti itu, karena tidak dapat mengawasi, sekolah atau tempat les yang mengawasi anak. Pada akhirnya mereka seolah-olah melemparkan tanggung jawab pengawasan kepada pendidik.

Celakanya tidak sedikit orangtua yang mengabaikan kemampuan anaknya. Pertanyaannya yang muncul kemudian adalah si anak mampu atau tidak? Mau atau Tidak? Alih-alih memberikan kegiatan yang bermanfaat sebagai bekal masa depannya, justru malah sebaliknya.

Komunikasi

Karena masih banyak orangtua yang berpikir anak pintar karena nilai matematikanya tinggi, bahasanya bagus, mempunyai kemampuan di bidang musik, maka semua pelajaran harus dikuasai. Padahal, kita harus mengembangkan potensi anak, bukan hanya intelegensinya saja, tapi juga emosional dan spiritualnya. Memang bagus jika didukung dengan aneka les, tapi apa betul anak memang cocok untuk melakukannya. Anak tidak boleh dipaksakan karena ambisi orangtua.

Seharusnya, orangtua berkomunikasi dengan anak, pola asuh yang tepat adalah demokratis. Dimana anak dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Sebelum melangkah jauh, sebaiknya orangtua membuat komitmen guna memastikan anak suka atau tidak. Lebih baik kenalkan anak pada minatnya tersebut misalnya jika dia tertarik les piano, ajak anak nonton konseer untuk menggali motivasi anak dia suka atau tidak.

Tidak ada alasan tidak ada komunikasi dengan anak. Bagi orangtua, kuantitas mungkin kurang lantaran kesibukan, tapi kualitas harus tetap terjaga. Benang merahnya adalah komunikasi 2 arah. Jika terjalin, hubungan cinta anak dengan orangtua tetap terjaga.

Memang menjadi kewajiban orangtua memberikan pendidikan yang tinggi, tapi lihat dulu tujuannya untuk apa? Aneka kesibukan itu apakah masih wajar atau sudah keterlaluan. Jangan lupa anak perlu waktu untuk bermain, bersenang-senang, istirahat, dan mengisi waktu luang sesuai dengan kemauannya sendiri dan sesuai dengan usianya.

Anak mempunyai anak untuk bersosialisasi dengan lingkungan. Kalau sibuk, kapan dia dapat bersosialisasi dengan orang lain? Hal itu akan menjadikan anak seorang yang individualis.

Perlu Diingat

  1. Dunia anak berbeda dengan orang dewasa, dunia anak adalah bermain. Setiap anak mempunyai keunikan sendiri jadi jangan pernah membandingkannya dengan anak lain.
  2. Orang tua harus menyadari bahwa tidak adil jika memberikan anak tuntutan lebih dari yang bisa mereka tanggung.

Tambahan :

Apa Itu Hyperparenting?

  1. Hyperparenting adalah upaya yang dilakukan orangtua untuk mengontrol semua lingkungan anak;
  2. Tujuannya, agar mendapatkan profil anak yang sempurna;
  3. Orangtua hyperparenting biasanya menyimpan kekhawatiran yang sangat dalam terhadap masa depan anak;
  4. Orangtua hyperparenting biasanya tidak puas dengan pola asuh yang didapatkan ketika kecil;
  5. Orangtua hyperparenting kerap tidak menyadari bahwa upaya yang mereka lakukan justru dapat menjadi bomerang bagi anak

Kenali, apakah kamu adalah orangtua yang hyperparenting?
  1. Cemas berlebihan terhadap apa yang dialami anak;
  2. Disiplin tanpa mengenal situasi dan kondisi;
  3. Selalu mebandingkan anak dengan anak lain secara berlebihan;
  4. Mengagungkan prestasi kognitif anak;
  5. Terpukul jika anak gagal.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Si Kecil yang Super Sibuk. Menurut Dra. Louise Maspaitella, M.Psi"

Post a Comment