Si Kecil Pembuat Masalah di Sekolah Menurut Psikolog Ike R. Sugianto, Psi

Lingkungan sekolah dipenuhi dengan beragam karakter, ada yang pendiam, pemalu, cerewet dan usil alias troublemaker. Jika anak pendiam atau pemalu, maka tidak masalah bagi teman yang lain. Repotnya adalah ketika anak yang senang membuat masalah atau usil. Psikolog Ike R. Sugianto, Psi mengatakan, anak disebut troublemaker jika kerap membuat ulah dan dilakukan dengan sengaja, frekuensinya hampir tiap hari, dalam bentuk bercanda atau iseng, sengaja dilakukan untuk mengundang tawa, membuat suasana gaduh, memancing reaksi orang lain dan mencari perhatian. Si troublemaker dapat menunjukkan wajah ganda. Dirumah berperilaku baik dan bermuka manis, namun di sekolah sebaliknya, walaupun ada juga yang di kedua tempat membuat masalah. 

Ada 2 aspek yang memicu anak sehingga menjadi troublemaker, yakni sifat bawaan dan pola asuh. Ike mengungkapkan, pola asuh terdiri atas 3 bagian :
  • Pertama, Otoriter, yakni disiplin yang sangat ketat tanpa keakraban dan kaku, akibatnya anak di rumah bermuka manis tetapi berulah di sekolah;
  • Kedua, Permisif, yaitu serba boleh, akrab dan hangat, tetapi tidak ada peraturan, hasilnya di rumah anak menjadi bandel, karena apa saja diperbolehkan tetapi ketika di sekolah yang aturannya jelas, anak menjadi pendiam;
  • Ketiga, Otoritatif, antara disiplin dan kasih sayang seimbang.

Dapat Diubah

Pada dasarnya, si troublemaker dapat dirubah melalui intervensi dini. Jika tidak dilakukan intervensi, derajat keusilan anak dapat berlanjut, misal di SD hanya jalan-jalan di kelas atau menarik rambut teman-temannya, tetapi di SMP ulahnya mulai mengkhawatirkan misal meminta uang kepada teman.

Selain pola asuh, si troublemaker juga dipengaruhi sifat bawaan, misal anak yang berkebutuhan khusus, hiperaktif, atau mengalami gangguan pemusatan pikiran (konsentrasi). Anak yang memiliki gangguan pemusatan pikiran cenderung tidak dapat berkonsentrasi pada pelajaran dan lebih senang menjahili temannya.

Karena setiap kasus anak yang menjadi troublemaker itu unik, maka yang harus dilakukan adalah mencari tahu penyebabnya. Kalau karena kebutuhan khusus, memberikan hukuman, apapun bentuknya tidak akan menyelesaikan masalah. Hal yang perlu dilakukan adalah membantu anak mengatasi masalahnya.

Pada anak yang normal, guru harus merancang penyelesaian terbaik tanpa harus membuat anak merasa terpinggirkan, misal dengan memanggil orangtua. Kerjasama guru-orangtua diperlukan untuk menilai apakah anak membutuhkan terapi atau tidak. Begitu juga dengan teman sekelasnya yang harus diberi pengertian, misal dengan mengatakan, kalau nanti ada anak yang tiba-tiba nyeletuk atau senang melempar lelucon, jangan ditertawakan.

Ike menambahkan, kalaupun harus menghukum anak yang senang berulah, harus dilakukan dengan efektif, misal dengan menyita barang yang paling disukai anak atau menghentikan hobinya untuk sementara, misal kalau anak senang bermain playstation (PS), maka bisa menyita PS itu untuk sementara 1 atau 2 minggu, kalau senang berenang, dilarang berenang. 

Hukuman seperti itu lebih efektif daripada dimarahi atau dikurung di kamar. Hukuman sifatnya menyakiti membuat anak marah, yang akan meledak sewaktu-waktu jika dipendam, anak akan lebih agresif.

Tips

Jika Anak Kamu Si Troublemaker :
  1. Menata emosi, biasanya orangtua shock ketika mendapatkan laporan anaknya berulah di sekolah, karena itu orang tua perlu menenangkan diri;
  2. Mintalah informasi yang jelas dan lengkap dari sekolah tentang masalah yang dihadapi anak;
  3. Komunikasi yang baik dengan anak;
  4. Evaluasi pola asuh;
  5. Jika tidak kunjung mendapat solusi, mintalah bantuan ahli, misalnya psikolog.

Jika Anak Kamu Korban Si Troublemaker :
  1. Bantu anak agar lebih percaya diri;
  2. Ajak anak melakukan aktifitas, misalnya olahraga bela diri;
  3. Latih anak agar jangan cepat tersinggung dan terlalu sensitif;
  4. Beritahu anak bahwa lingkungan di luar rumah bervariasi latar belakang dan karakternya.

Mencegah Agar Anak Tidak Berulah :
  1. Anak harus dididik untuk menjadi percaya diri;
  2. Memberikan perhatian yang cukup, bila perlu beri pujian;
  3. Cari tahu apa minat anak, salurkan ke hal-hal yang positif;
  4. Anak harus dilatih disiplin;
  5. Anak harus belajar mengendalikan diri;
  6. Orangtua harus memberi contoh yang baik. Ingat, anak adalah peniru ulung;
  7. Menjaga tontonan dan menjelaskan tontonan tersebut agar pandangannya benar.

Agar Tidak Menjadi Korban Si Troublemaker
  1. Anak harus memiliki percaya diri yang tinggi;
  2. Berani berkata tidak;
  3. Bersosialisasi dan bergaul;
  4. Komunikasi 2 arah antara anak dan orangtua.




Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Si Kecil Pembuat Masalah di Sekolah Menurut Psikolog Ike R. Sugianto, Psi"

Post a Comment