Pengobatan Bekam Menurut dr. Bambang Gunawan

Hampir seluruh masyarakat sudah mengetahui terapi bekam. Bekam atau dalam bahasa arabnya adalah hijamah artinya menyayat sedikit bagian tubuh untuk jalan pembuangan "darah kotor" dari dalam tubuh melalui permukaan kulit dengan menggunakan 'kop'.

Dalam penerapan terapi bekam perlu pemahaman yang baik mengenai konsep patofisiologi tubuh dan penyakit agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Maka dari itu, terapisnya harus sudah mengikuti pelatihan-pelatihan bekam bersertifikat oleh para profesional dan memenuhi standar kompetensi seorang terapis. Salah satu terapis bekam yang juga menyandang gelar dokter adalah dr. Bambang Gunawan atau lebih dikenal dengan dr. Abu Hana.

Fungsi Bekam

Secara sederhana dijelaskan bahwa bekam berfungsi membuang "darah kotor" atau sampah hasil metabolisme tubuh melalui proses pengeluaran secara langsung dari pembuluh darah kapiler yang ada di permukaan kulit. Bekam merangsang atau mengaktifkan sistem pelebaran pembuluh darah, akibatnya terjadi perbaikan mikrosirkulasi pembuluh darah, efek relaksasi (pelemasan) otot-otot kaku, serta menurunkan tekanan darah. Bekam mampu merangsang pengeluaran zat yang mempunyai efek menyembuhkan peradangan serta menstabilkan permeabilitas sel. Bekam pada titik tertentu dapat menstimulasi kuat saraf permukaan kulit sehingga menimbulkan reflek intubasi nyeri.

Keadaan Tidak Boleh Dibekam

Pada dasarnya, semua orang dapat dibekam, yang terpenting harus kooperatif. Pada lansia atau anak-anak, pembekaman harus dilakukan hati-hati, dengan sayatan tipis, tekanan kop ringan, dan titik bekam yang terbatas. Sedangkan keadaan seseorang yang tidak boleh dibekam adalah ibu hamil (pada daerah perut dan punggung bawah), menstruasi dan nifas, orang yang sedang mengonsumsi obat pengencer darah, sedang cuci darah, baru melakukan donor darah, kondisi sangat lemah, tekanan darah sangat rendah, serta orang yang sedang kelaparan/kenyang/gugup.

Efek Samping Bekam

Pada beberapa kasus dimana syarat pembekaman kurang terpenuhi, terkadang muncul efek samping berupa mual/muntah (jika terlalu dekat jaraknya dengan makan, yakni kurang dari 2 jam setelah makan), lemas (jika pembekaman terlalu banyak titik), keluarnya bula/gelembung (jika pembekaman terlalu lama dan kekuatan pompa terlalu kuat). Adapun jika dilakukan sesuai aturan, maka efek samping tersebut jarang sekali terjadi.

Bagaimana Dengan Pendapat Dokter Spesialis Saraf

Menurut dr. H. Jofizal Jannis, SpS(K), konsep kedokteran modern berbeda dengan bekam. Metode pengambilan darah juga berbeda, pada ilmu kedokteran barat pengambilan darah untuk pengobatan dilakukan dengan cara hemodilusi (pengenceran darah), misalnya pada penderita yang mempunyai hemoglobin melebihi normal. Darah yang diambil diganti dengan cairan infus biasa. Hemodilusi yang dikerjakan dengan menusuk pembuluh vena di permukaan, sedangkan bekam dilakukan dengan cara menggores kulit dengan silet atau jarum pada bekam basah atau menggunakan kop pada bekam kering.

Pada bekam kering menggunakan kop tidak jauh berbeda dengan kerokan yang mempengaruhi mikrosirkulasi (peredaran darah kecil di daerah pinggir). Akibatnya terjadi perubahan metabolisme di permukaan kulit dan di bawah kulit dan akhirnya orang tersebut merasa lebih nyaman.

Saraf terdiri dari saraf kranial, saraf perifer (pinggir) dan saraf otonom. Jika tubuh kamu dilakukan 'kop', maka bagian saraf yang teriritasi adalah nerve-ending atau permukaan tubuh tertentu seperti trigger point (titik ujung saraf). Pada titik itu akan terdapat nyeri tekan dengan tanda nyeri lokal. Kondisi itu dapat diperiksa dengan cara menekan menggunakan ibu jari.

Tidak Semua Penyakit

vertigo
Dr. Jofizal mengatakan bahwa tidak semua penyakit, gejala atau keluhan dapat diobati dengan bekam, misalnya gangguan pembuluh darah otak (stroke), nyeri kepala atau vertigo (pusing berputar). Pada keadaan itu lebih dahulu perlu diketahui bagaimana awal serangannya, faktor risiko dan penyebab keluhan tersebut. Setelah itu dilakukan pengobatan saat awal, pengobatan faktor risiko dan mencegahnya berulang kembali, sedangkan keluhan sementara dapat dilakukan pengobatan sementara.

Beberapa faktor risiko stroke seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes melitus (kencing manis), hiperkolesterolemia (tingginya kadar kolesterol darah), gemuk, merokok, harus diatasi dan diobati juga. Manajemen stroke karena penyumbatan atau pendarahan berbeda dalam penanganan. Walau harus cepat, jangan terburu-buru melakukan terapi alternatif yang belum tentu mengarah pada pengobatan berdasarkan mekanisme.

Disamping itu harus diingat bahwa perlengkapan bekam harus steril, untuk menghindari dan mencegah infeksi tertular atau menularkan penyakit seperti hepatitis, HIV dan penyakit menular lain. Dapat juga terjadi infeksi di daerah tersebut karena terdapat penyakit yang mempermudah infeksi, misalnya diabetes melitus.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengobatan Bekam Menurut dr. Bambang Gunawan"

Post a Comment