Micin Menyebabkan Kebodohan Menurut dr. Mangatas SM. Manalu, SpPD

Sampai sekarang masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa penyedap rasa alias micin mempunyai pengaruh pada kinerja otak, mereka pun beranggapan bahwa micin itu penyebab kebodohan sampai ada istilah 'generasi micin' sebagai sebutan untuk anak-anak muda yang melakukan tindakan bodoh, padahal Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menegaskan bahwa MSG sebagai makanan yang aman. Lalu, benarkah micin dapat menyebabkan kebodohan?


Menurut dr. Mangatas SM. Manalu, SpPD, dia menjelaskan riwayat singkat kontroversi penggunaan MSG yang dimulai pada tahun 1969, saat itu ada percobaan dengan cara menyuntikkan MSG dosis tinggi (50 mg) ke otak tikus yang baru lahir dan mengakibatkan gangguan saraf yang berbahaya. Penyuntikan dosis itu menyebabkan konsentrasi Glutamat 50 M (mikro molar) di jaringan otak tikus. Sedangkan kadar toksik untuk meracuni otak manusia ialah 30 M, setara dengan 30 mg MSG. Itu artinya, jika 30 mg suntikan dikonversikan ke dalam makanan, maka orang harus makan lebih dari 30 sendok teh micin per harinya, untuk mencapai dosis merusak otak tersebut. Makalah inilah yang akhirnya menyulut kekhawatiran orang tentang MSG. 

Namun perhatikan dengan seksama, percobaan tersebut dilakukan dengan cara : 
  1. Dosis MSG yang tinggi; 
  2. MSG masuk ke tubuh dengan cara disuntikkan langsung ke otak, bukan dikonsumsi;
  3. Percobaannya dilakukan pada tikus dan bukan manusia, lagipula tikus yang disuntik ialah tikus yang baru lahir dimana sistem pertahanan tubuhnya belum matang sempurna.

Memang benar bahwa stimulasi otak karena kadar glutamat yang berlebihan di otak bisa membahayakan, apalagi mengonsumsi MSG dalam jumlah yang banyak bisa meningkatkan kadar glutamat dalam darah. Dalam satu studi, dengan mengkonsumsi MSG yang besar (lebih dari 10 gram/kali makan) akan meningkatkan kadar glutamat darah sebesar 55,6% dibanding sebelumnya.

Yang perlu digaris bawahi adalah sel-sel saraf otak yang terganggu ialah kadar glutamat yang berada di dalam jaringan otak, bukan glutamat di dalam darah. Karena ternyata glutamat dalam darah sulit untuk menembus atau melewati sawar darah pembungkus otak (blood brain barrier), jika kadarnya dalam darah kurang dari 15 g/desiliter darah dalam satu kali makan.

Itu artinya mengonsumsi MSG dalam dosis besar pun, hanya akan meninggikan kadar glutamat dalam darah, tetapi kurang meningkatkan kadarnya dalam otak dan sedikit sekali mempengaruhi sel-sel saraf. Secara keseluruhan, belum ada bukti yang kuat bahwa MSG bertindak sebagai excitotoxin yang merusak otak, apalagi jika dikonsumsi dalam takaran yang normal (asupan harian normal), seperti dalam realita hidup sehari-hari. Menkes RI sendiri merekomendasikan batas aman penggunaan micin adalah sebanyak 5 gram.
 

Namun, dr. Mangatas juga tidak merekomendasikan pemakaian MSG, karena MSG dapat meningkatkan tekanan darah dan ada beberapa orang yang mengalami efek samping setelah mengonsumsi MSG yang disebut dengan Chinese Restaurant Syndrome (CRS) dengan gejala - gejala :
  • Sakit kepala
  • Flushing (kemerahan pada wajah maupun leher)
  • Berkeringat
  • Rasa tertekan pada wajah atau sesak nafas
  • Mati rasa, kesemutan atau terbakar di wajah, leher dan area lainnya
  • Detak jantung yang terasa kencang dan tidak teratur (jantung berdebar-debar)
  • Sakit dada
  • Mual, bahkan muntah
  • Kelemahan

Kesimpulannya, tidak ada bukti bahwa micin bisa merusak otak dan mengakibatkan kebodohan serta lambat berpikir alias lemah otak (lemot), meskipun kadar MSG yang dikonsumsinya tinggi, kecuali sangat tinggi sekali yakni lebih dari 30 sendok teh sekali makan karena adanya sawar darah otak, yang menghalangi masuknya glutamat, sehingga teori excitotoxin dr. Blylock bisa terbantahkan.

Sekarang sudah jelas kan kalau MSG bisa menyebabkan kebodohan adalah mitos semata. Jadi kalau ada teman kamu yang kelewatan bodohnya, jangan lagi menyalahkan MSG, apalagi ada istilah generasi micin, itu tidak ada sangkut pautnya. 

Jawab : MITOS
 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Micin Menyebabkan Kebodohan Menurut dr. Mangatas SM. Manalu, SpPD"

Post a Comment