Awas, Testis Bisa Terpelintir. Menurut dr. Agus Rizal Hamid, SpU

Jika tangan atau kaki yang terpelintir, hal itu merupakan fenomena yang biasa terjadi. Berbeda halnya jika buah zakar atau testis yang terpelintir, mungkin belum banyak yang tahu tentang hal itu. Testis terpelintir terjadi ketika testis berputar dengan sumbu pada spermatic cord dan biasanya itu terjadi pada kisaran umur 15 hingga 35 tahun.

Pada korda spermatikus terdapat pembuluh darah yang memberikan nutrisi untuk buah zakar. Pada kasus terpelintir, pembuluh darah itu akan terjepit, sehingga testis tidak mendapatkan nutrisi. Dalam waktu 4 jam saja testis tidak mendapatkan aliran darah dan akan mengalami kerusakan testis.

Masalah testis terpelintir adalah masalah yang perlu mendapatkan tindakan segera dengan prioritas tinggi, karena jika terjadi keterlambatan penanganan dan testis rusak, maka dapat menimbulkan gangguan kesuburan. Sebagai gambaran, jika testis terpelintir kurang dari 6 jam, maka kemungkinannya selamat cukup tinggi sekitar 90%, dan jika kejadiannya lebih dari 12 jam maka kemungkinannya dapat diselamatkan sekitar 50%. Terlambat penanganan dan kelainan sudah berlangsung lebih dari 24 jam, maka kemungkinan testis dapat diselamatkan hanya sekitar 10%.

Gejala dan Penyebab

Gejala utama yang dirasakan adalah sakit yang mendadak dan terasa amat sangat pada testis yang disertai dengan pembengkakan pada kantung testis. Gejala lain yang dapat dirasakan adalah mual, muntah dan nyeri daerah perut.

Dr. Agus Rizal Hamid, SpU menjelaskan bahwa terpelintirnya testis itu disebabkan ada gaya yang memutar testis. Penyebab utamanya adalah kelainan anatomis dalam kantong testis yang menyebabkan testis dapat bergerak lebih bebas di dalam kantong testis dan berisiko untuk terjadinya terpelintir. Pada beberapa kasus, hal itu dapat dipicu oleh adanya trauma pada daerah kantung testis, aktifitas fisik yang erat dan kontraksi di daerah korda spermatikus yang berlebihan. 

Pemeriksaan

Jika seseorang mengalami nyeri pada daerah kantung testis, segeralah pergi ke dokter untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi. Dokter biasanya akan menentukan kelainan tersebut apakah testis terpelintir atau sebab lain.

Untuk memastikan ada tidaknya testis yang terpelintir, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan pada daerah perut, panggul dan kantung testis. Seringkali dengan pemeriksaan fisik sudah diketahui adanya testis terpelintir. Dilakukan pula pemeriksaan urin untuk mengetahui ada tidaknya infeksi. Selain itu juga dapat dilakukan pemeriksaan menggunakan ultrasonografi (USG) untuk mengetahui kondisi testis dan memeriksa aliran darah ke testis. Terjadinya penurunan aliran darah merupakan tanda testis terpelintir.

Pengobatan


Penanganan utama yang perlu dilakukan adalah mengembalikan posisi yang terpelintir ke posisi normal (detorsi). Tindakan itu harus dilakukan dengan cara pembedahan untuk mengetahui berapa derajat pelintiran yang terjadi sehingga dapat dilakukan pengembalian posisi pelintiran dengan tepat.

Selanjutnya perlu dilakukan tindakan penjahitan untuk menempelkan testis pada kantung testis agar testis tidak lagi bergerak bebas yang menimbulkan risiko pelintiran. Tindakan penjahitan juga perlu dilakukan pada testis sebelahnya karena memiliki risiko tinggi juga untuk terjadinya pelintiran.

Pada kasus-kasus yang meragukan tetap disarankan untuk dilakukan pembedahan untuk mengevaluasi secara langsung (explorasi), sampai dibuktikan tidak terjadi pelintiran. Perlu diketahui pula bahwa pada kasus-kasus yang kejadiannya sudah lama, dimana testis dianggap sudah tidak viable (hidup), tetap harus diangkat. Hal itu disebabkan adanya kekhawatiran apabila ditinggalkan akan menimbulkan infeksi dan yang terpenting dapat menimbulkan suatu reaksi tubuh yang akan merusak testis sebelahnya. Setelah pembedahan, penderita dianjurkan tidak melakukan aktifitas yang berat, setidaknya selama 2 minggu.

Pencegahan

Kelainan itu tidak dapat dicegah dengan melakukan perubahan gaya hidup atau minum obat-obatan, karena berhubungan dengan kondisi kelainan anatomis yang dimiliki oleh masing-masing individu. Hal yang terpenting adalah upaya deteksi dini ke dokter jika gejala-gejala testis terpelintir terjadi untuk mencegah kerusakan permanen pada testis.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Awas, Testis Bisa Terpelintir. Menurut dr. Agus Rizal Hamid, SpU"

Post a Comment