Terlalu CUEK atau SENSITIF Banget. Menurut psikolog Yunita P. Sakui, Psi

Orang yang sensitif banget
Banyak orang yang bilang segala sesuatu yang berlebihan hasilnya pasti tidak baik. Cukup yang profesional dan wajar saja untuk mendapatkan hasil yang baik. Seperti halnya sifat sensitif dan sifat cuek, keduanya boleh saja, tapi ada porsinya sob! Lebih jelasnya ayo kita simak penjelasan psikolog Yunita P. Sakui, Psi.

Orang yang sensitif biasanya dalam kehidupan sehari-harinya akan terlihat normal saja. Orang yang sensitif baru akan terlihat ketika anda berinteraksi langsung dengan orang tersebut. Beda dengan orang yang terlalu cuek, orang yang cuek dapat langsung kita lihat dari perilakunya atau caranya berpakaian sehari-hari.

Menurut Yunita, bagi orang yang terlalu sensitif, dia akan menganggap seseorang yang memberikan saran/ masukan seperti menyerang pribadinya. Orang yang sensitif pasti langsung emosi, sedih atau marah. Berbeda dengan yang berfikir positif, lebih menganggapnya sebagai masukan untuk upaya pengembangan diri menjadi lebih baik

Sebaliknya dengan orang yang terlalu cuek, biasanya tidak terlalu peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Akan ada tuntutan dan harapan dalam pekerjaan maupun dalam berteman dari orang di sekitarnya karena menganggap orang yang terlalu cuek adalah orang yang tidak sopan atau orang yang tidak bertata krama.

Memilih Kata yang Tepat

Nah, sebagai seorang teman jika yang ingin memberikan saran atau masukan, maka harus dengan cara spesifik. Lihat orang yang dihadapi apakah sensitifnya terlalu, sedang, atau masih dalam taraf wajar. Memberi masukan harus memilih dengan kata-kata yang tepat kepada orang yang terlalu sensitif, agar kata-kata yang dilontarkan tidak dianggap menyerang atau memojokkannya.

Sebaliknya, bagi Anda yang sensitif harus lebih terbuka. Anggap bahwa masukan yang diberikan, dapat mengembangkan sesuatu yang kurang dalam diri. Tidak setiap orang dapat menerima hal tersebut, namun jika masukan tersebut diterima, tandanya dapat menghargai lingkungan tempat berinteraksi.

Sementara itu, cukup sensitif juga memiliki keuntungan tersendiri karena lebih peka terhadap lingkungan. Jadi mengerti harus seperti apa terhadap lingkungan. Asalkan jangan terlalu sensitif, karena dapat membuat sobat terlalu jauh menginterpretasikan orang lain. Penilaiannya berdasarkan mengikuti kata hati, sehingga menjadi menduga-duga hingga akhirnya sering sakit hati.

Dalam bersosialisasi, ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menilai tuntutan lingkungan atau membaca situasi. Jangan hanya mengandalkan penilaian dari hati saja. Penalaran dari logika juga perlu untuk menanyakan apa yang sedang terjadi pada lawan bicara atau orang lain, sehingga tidak hanya menduga-duga apa yang terjadi.

Teman = Cermin

Orang yang terlalu cuek
Diri kita adalah yang paling tahu tentang pribadi sendiri, namun teman kadang bisa dianggap cermin terhadap diri. Kita dapat meminta masukan dan saran dari teman, dengan cara yang tepat dan objektif. Sebelumnya harus saling mengenal lebih jauh (teman paling dekat), membiasakan diri mendapatkan feedback (timbal balik) dari lawan bicara, dan meminta bantuannya memecahkan suatu masalah. Ya Memang butuh latihan untuk mengenal diri, sensitif banget kah? atau terlalu cuek?

Untuk mendapatkan kesan yang klop dengan kesan dari diri sendiri adalah komunikasi dengan lingkungan seperti masukan dari orang lain dan jangan takut untuk menerima kritik. Harus belajar mengenal diri sendiri, mau berubah untuk kebaikan diri sendiri dan lingkungan, jangan semata-mata hanya karena tuntutan atasan atau pasangan. Kita tidak bisa merubah diri sendiri kalau tidak mau mengubahnya dengan tekad yang kuat.

Perilaku Yang Tepat

Yunita menjelaskan, untuk menghadapi orang yang sensitif banget ataupun sebaliknya orang yang terlalu cuek, dibutuhkan tingkah laku seperti apa yang tepat. Mood orang itu tidak selamanya baik, kadang ada perasaaan kurang nyaman, diberikan candaan malah menjadi tersinggung atau sensitif. Amati situasi dan kebiasaan seseorang, mempunyai karakter yang sensitif atau cuek secara kondisional.

Prioritas lainnya adalah jangan memberikan suatu candaan jika bukan waktunya untuk bercanda, misalkan dalam keaadaan formal. Seseorang yang bercanda tidak pada tempatnya bisa dinilai tidak memiliki tata krama dan dianggap tidak sopan. Mungkin maksud orang tersebut agar terkesan lebih akrab, namun kesan yang ditangkap lingkungan menjadi sebaliknya, apalagi jika yang menerima candaannya orang yang terlalu sensitif. Ada orang-orang yang terpengaruh dan ada pula orang yang tidak, intinya adalah bagaimana seseorang dapat menyikapi pribadi orang-orang yang ada dilingkungannya.

Pola Asuh Yang Salah

Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Pepatah itu mengandung arti bahwa sifat anak tidak jauh dari kedua orang tuanya. Saat kecil, daya tangkap seorang anak sangat besar. Orang tua dan lingkungan menjadi panutan (role model) dari sikapnya. Sadar atau tidak sadar, orang tua mengajarkan perilakunya terhadap sang anak.

Misalnya, orang tua tidak menghiraukan kemauan anaknya yang menangis. Suatu saat nanti, sang anak menjadi cuek juga terhadap lingkungannya. Sebaliknya, sensitif juga demikian, jika si anak diajarkan oleh orang tuanya bahwa kalau bersikap harus memikirkan apa penilaian dari sudut pandang orang lain terhadap sesuatu yang akan dilakukan, maka lama-kelamaan sang anak akan tumbuh menjadi pribadi yang sensitif. Anak belajar untuk memperhatikan tuntutan orang lain untuk memutuskan tindakan tertentu. Kalau masih dalam batas wajar tentunya tidak akan ada masalah. Hal yang perlu diperhatikan adalah jika sudah terlalu berlebihan sensitifnya sehingga anak menjadi tidak bisa berkembang karena banyak dipengaruhi oleh pikirannya sendiri tentang anggapan orang lain.

Bagaimana sob? Apakah kita orang yang sensitif banget? atau sebaliknya terlalu cuek? keduanya tidak baik sob. Yuk kita takar sensitif dan cuek pribadi kita mulai sekarang..

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Terlalu CUEK atau SENSITIF Banget. Menurut psikolog Yunita P. Sakui, Psi"

Post a Comment