Ketika Pasangan Terlalu Kekanakan. Menurut Psikolog Erna Marina, M.Psi
Apakah pasangan kamu tiba-tiba berubah menjadi tidak perhatian? dan dia lebih suka menghabiskan waktunya dengan bermain game ketimbang bersama kamu? Suatu kali saat kamu memintanya untuk menemani berbelanja, dia menolak dengan alasan “sibuk” menuntaskan seri komik kegemarannya. Jangan dulu memvonis bahwa ia tidak mencintai kamu lagi sob. Sabarlah, siapa tahu pasangan kamu sedang mengalami sindrom Peter Pan.
Sindrom Peter Pan dijumpai pada pria yang tidak matang secara psikologis, sosial dan seksual. Nama sindrom ini diambil dari novel J.M. Barrie, Skotlandia, yang mengisahkan tokoh Peter Pan, seorang bocah laki-laki nakal yang menolak kehilangan masa kanak-kanak dan ogah dewasa sob.
Menurut psikolog Erna Marina, Mpsi, sindrom Peter Pan adalah kondisi seseorang yang tidak ingin dirinya menjadi dewasa. Dalam diri pria Peter Pan terdapat sesuatu yang berbeda dari jiwanya, yang di maksud adalah sudah dewasa tetapi bertingkah laku seperti anak-anak, atau selalu menganggap dirinya masih kecil dan masih muda.
Biasanya sindrom ini akan terlihat pada saat ia menjalin hubungan dengan orang lain (pacaran). Dalam hubungan dengan sang pacar sering kali ia menunjukan tingkah laku seperti bayi yang membutuhkan perlindungan orang tuanya. Seorang laki-laki yang mengalami sindrom Peter Pan, sangat membutuhkan seorang istri seperti ibunya. Layaknya seorang ibu yang akan menyayangi, melindungi dan melayani anaknya. Jika ia tidak mendapatkan seorang istri yang seperti itu, ia akan sangat mudah membanding-bandingkan istrinya, dan merasa istrinya tidak bisa mengurusinya sebagai suami, dan ia akan sering kali ‘pulang’ dan bermanja-manja dengan ibunya.
Penghindar Komitmen
Menurut psikolog Erna, sifat pria Peter Pan umumnya tidak suka bekerja keras, terbiasa hidup nyaman tanpa beban, banyak bermain, menolak tanggung jawab dan komitmen. Mereka juga takut mengambil keputusan dan risiko, kurang percaya diri serta bergantung pada orang lain. Sering kali mereka minta dilayani dalam arti yang tidak seharusnya, suka melawan, mengamuk, memberontak, mudah ngambek, iseng-jahil, suka sekali dimanja, enggan hidup mandiri, pemarah dan mudah tersinggung. Pria Peter Pan ingin hidupnya yang serba mudah, serba praktis, serba mewah, serba ada dan serba cepat.
Tak sedikit para wanita atau para istri yang mengeluhkan sikap kekanakan pasangannya. Nah sob, yang menjadi pertanyaan, mengapa ada banyak pria Peter Pan? tentunya perilaku seperti ini tidak muncul dalam semalam. Sengaja atau tidak, para orang tualah yang membentuk mereka menjadi Peter Pan. Menurut Erna, orang tua yang terlalu memanjakan anak, membela setiap ada kesalahan, melindungi berlebihan, dan menuruti segala permintaan anak inilah yang mengakibatkan karakter anak melemah. Selain itu pola asuh yang diberikan orang tua setelah anak dewasa juga mempengaruhi pola pikirnya, contohnya orang tua sering memarahi anaknya dengan kata-kata “Kamu tuh udah dewasa, jangan bersikap seperti anak kecil,” maka lambat laun akan timbul dalam pikiran si anak bahwa menjadi anak-anak terasa lebih menyenangkan.
Seorang Anak Muda
Sindrom pria kekanakan ini biasanya menyerang anak-anak muda. Baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama besarnya mengalami sindrom ini. Walaupun ada beberapa pendapat dari majalah luar negeri yang mengatakan sindrom Peter Pan banyak menyerang laki-laki, karena laki-laki cenderung manja kepada ibunya. Namun tidak menutup kemungkinan perempuan juga dapat mengidap hal ini.
Sampai sekarang pola asuh orang tua masih menjadi kambing hitam lahirnya sindrom ini. Maka dari itu, para orang tua hendaknya tidak terlalu memanjakan anak. Batasilah uang sakunya, latihlah ia untuk mandiri, kreatif dan bertanggung jawab. Sebagai orang tua, cobalah untuk menyelami dunia dan pikirannya dengan sering bermain bersama anak, berbicaralah menggunakan bahasa yang singkat, sederhana dan mudah dipahami, serta didiklah anak dengan cinta kasih yang tulus.
Namun bagaimana bila salah satu anak kita atau kerabat sudah terkena sindrom Peter pan ini? Jangan khawatir, justru sebagai orang terdekat mereka, ada baiknya kita ikut membimbing mereka untuk dapat melakukan tugas dan tanggung jawabnya. Misalkan usianya sudah 25 tahun tetapi belum mau bekerja dan malah suka main game, ada baiknya kita mulai mengajak dan mengingatkan mereka akan tugasnya.
0 Response to "Ketika Pasangan Terlalu Kekanakan. Menurut Psikolog Erna Marina, M.Psi"
Post a Comment