Demam Tidak Selalu Merugikan, Kok? Menurut dr. Leonard Nainggolan SpPD-KPTI

Tubuh yang sedang demam sangat tidak mengenakkan. Berbagai macam cara kita lakukan agar demam cepat mereda, baik menggunakan pengompresan atau menggunakan obat. Namun, bagaimana sebenarnya demam itu terbentuk? Dan apakah demam harus selalu dimusuhi?

Menurut dr. Leonard Nainggolan SpPD-KPTI, demam merupakan respon normal tubuh terhadap penyakit yang ditandai peningkatan suhu tubuh diatas normal. Suhu tubuh normal berkisar antara 36.2-37.7°C, dimana terdapat variasi yaitu pada pagi hari suhu tubuh lebih rendah dan lebih tinggi pada sore hari. Disebut demam jika suhu diatas 37.2°C di pagi hari atau lebih dari 37.7°C di sore hari, yang diukur lewat mulut.

Bagaimana Terjadi Demam

Ok, sebagaimana yang tadi kita tanyakan diatas, lalu bagaimana demam itu bisa terjadi? Pengaturan suhu tubuh manusia terjadi di hipotalamus otak, hipotalamus mendapat sinyal dari saraf tepi yang mendapat rangsangan panas atau dingin, serta dari temperatur aliran darah yang mengalir dalam tubuh. Jika seseorang berada ditempat dingin, reseptor di kulit akan mengirim sinyal ke hipotalamus yang kemudian meneruskan sinyal ke bagian otak yang mengatur behavior adaption untuk mengancingkan baju lebih rapat, memakai jaket atau menggigil. Saat menggigil terjadi proses pembakaran sehingga dihasilkan panas lebih banyak. Tubuh juga akan melakukan vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah) sehingga darah yang mengalir ke permukaan tubuh berkurang yang mengakibatkan pelepasan panas tubuh ke lingkungan luar berkurang.

Sebaliknya, jika suhu lingkungan sekitar panas, sinyal yang sampai ke hipotalamus membuat tubuh melakukan behavioral adaptation berupa mengipas-ngipas dan membuka kancing baju. Selain itu, terjadi pelebaran pembuluh darah serta rangsangan sistem parasimpatis sehingga tubuh berkeringat.

Penyebab Demam

Zat yang menyebabkan demam disebut pirogen. Termasuk di antara pirogen adalah berbagai mikroorganisme (virus, bakteri, jamur), toksin yang berasal dari mikroorganisme, sisa/pecahan mikroorganisme yang sudah mati, berbagai komponen sistem imun, obat-obatan tertentu serta zat sitokin dari tumor. Pirogen merangsang lepas zat yang akan masuk ke sirkulasi darah dan sampai ke hipotalamus sehingga terjadi berbagai respon adaptasi.

Fase Demam

Terjadinya demam melalui beberapa fase : 
  1. Fase pertama adalah rasa dingin atau menggigil dimana terjadi peningkatan suhu inti tubuh melalui penyempitan pembuluh darah dan paeningkatan aktivitas otot sehingga produksi panas meningkat, yang dirasakan sebagai rasa dingin dan menggigil;
  2. Fase kedua adalah fase demam dimana kulit menjadi merah, kering dan terasa hangat;
  3. Fase ketiga adalah kemerah-merahan. Pada fase ini wajah terlihat kemerahan akibat pelebaran pembuluh darah sebagai upaya untuk mengeluarkan panas. Setelah fase ini panas akan turun.

Bermanfaat atau Merusak Tubuh?

Menurut dr. Leonard demam merupakan upaya perlawanan tubuh terhadap proses infeksi. Beberapa mekanisme perlawanan tersebut antara lain:
  1. Peningkatan suhu tubuh akan menurunkan kada Fe (besi), Zn (seng), dan Cu (tembaga) dalam darah yang diperlukan oleh bakteri sehingga mengganggu pertumbuhan bakteri;
  2. Saat demam tubuh menggunakan lebih banyak lemak dan protein sehingga suplai untuk bakteri berkurang;
  3. Dengan peningkatan suhu tubuh terjadi terjadi penghancuran sel sehingga mencegah virus menggandakan diri;
  4. Suhu yang meningkat menyebabkan peningkatan pergerakan sel pertahanan tubuh sehingga memfasilitasi terjadinya reaksi pertahanan tubuh;
Dengan berbagai mekanisme tubuh di atas dapat disimpulkan bahwa demam tidak selalu merugikan malah justru membantu tubuh manusia melawan proses infeksi.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Demam Tidak Selalu Merugikan, Kok? Menurut dr. Leonard Nainggolan SpPD-KPTI"

Post a Comment