Deksametason, Sang Obat Dewa? Menurut dr. Suharti Kartanegara, Sp.FK

Penggunaan deksametason di dunia kedokteran semakin meluas. Hal ini tak urung disebabkan oleh khasiatnya yang cepat, kuat dan dapat digunakan untuk berbagai macam penyakit. Karena itulah ada baiknya kita mengenal lebih dalam apa itu deksametason dan apakah manfaat serta efek sampingnya?


Menurut dr. Suharti Kartanegara, Sp.FK, deksametason merupakan obat yang termasuk dalam golongan kortikosteroid yaitu kelompok senyawa dalam hal ini hormon, yang memiliki struktur kimia berupa steroid dan dihasilkan oleh lapisan korteks kelenjar anak ginjal. Hormon ini bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintesisprotein.  Dia memasuki sel secara difusi pasif, hormon ini bereaksi dengan reseptor protein dan membentuk kelompok reseptor hormon. Ikatan ini akan menstimulasi sintesis protein dan menghasilkan efek fisiologis steroid yaitu mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein dan lemak, juga mempengaruhi fungsi sistem kardiovaskular, ginjal, otot lurik, sistem saraf dan organ lain.

Kortikosteroid
meningkatkan glukosa darah, sehingga menstimulasi sekresi insulin dan menghambat masuknya glukosa ke dalam sel otot, kemudian menginduksi liposis dan glukoneogenesis. Efek ini dapat kita lihat pada saat puasa, kadar glukosa otak dipertahankan dengan cara glukoneogenesis (
lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh), katabolisme protein otot dan pelepasan asam amino. Karena itulah peran kortikosteroid sangat penting untuk kelangsungan hidup sel atau organisme untuk mempertahankan diri dalam menghadapi perubahan lingkungan.

Baca juga :  Darah Manis, Bekas Luka Sulit Hilang Menurut Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FACP

Berdasarkan potensi obat, kortikosteroid dapat dibagi menjadi 3 golongan. Yang pertama potensi lemah, seperti : prednisone dan hidrokortison. Golongan potensi sedang, yaitu : triamcinolo, metilprednisolon. Kemudian yang terakhir golongan potensi kuat yang tak lain adalah deksametason.

Dalam praktek klinik, efek yang diharapkan dari pemakaian deksametason adalah efek anti inflamasi dan imunosupressant. Deksametason dapat mencegah dan menekan timbulnya gejala inflamasi atau peradangan yang diakibatkan oleh radiasi, infeksi, zat kimia, mekanik maupun alergen. Gejala inflamasi yang ditekan berupa gejala dini seperti kemerahan, nyeri, panas dan pembengkakan, serta gejala inflamasi lanjut berupa penggumpalan kolagen dan pembentukan sikatriks. Sebagai imunosupressant, deksametason berfungsi menekan reaksi imunologis, dan untuk efek ini diperlukan deksametason dalam dosis besar.

Deksametason digunakan pada kasus-kasus yang memerlukan efek steroid yang kuat dan cepat namun untuk jangka pendek, yaitu 1 sampai 10 hari. Kasus-kasus tersebut antara lain saat janin harus dilahirkan lebih awal dibandingkan dengan usia normal kehamilan yaitu 36 minggu, kita ketahui bahwa organ paru-paru janin yang lahir pada usia dibawah 36 minggu memiliki kemungkinan tidak mengembang, penyuntikan deksametason pada ibu si janin dalam hal ini bisa menstimulasi pematangan paru-paru janin. Kemudian pada kasus steven-jhonson syndrome, dimana seluruh mukosa pasien mengalami radang, penggunaan deksametason dapat menekan imunologis. Deksametason tidak dapat digunakan pada kasus seperti sistemik lupus erithomatosus, osteoarthritis dan reaksi inflamasi yang timbul setelah transplantasi organ, karena pada kasus-kasus ini diperlukan steroid untuk jangka waktu yang lama.


Baca juga : Susu Kental Manis Bukanlah Susu Menurut dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes

Penggunaan deksametason adalah sebagai terapi paliatif, artinya ia bukan first line drug atau obat pilihan pertama untuk terapi, tetapi ia dapat digunakan untuk banyak penyakit. Karena hal inilah, deksametason dianggap life saving, dan dianggap obat dewa.

Terlepas dari khasiat deksametason, dr. Suharti mengingatkan bahwa kita harus memperhatikan efek samping dari penggunaannya. Kita harus ingat setiap obat memiliki efek samping, kortikosteroid, dalam hal ini deksametason memiliki efek  samping yang bersifat dose dependent, artinya semakin besar dosis yang diberikan semakin besar pula efek samping yang ditimbulkan. Lalu apakah efek samping yang dapat diakibatkan oleh deksametason? Seperti yang kita ketahui, kortikosteroid mempengaruhi metabolisme karbohidrat dan dapat menstimulasi proses glukoneogenesis, sehingga akan meningkatkan kadar gula darah, pada pasien-pasien diabetes mellitus terutama pasien yang harus mendapatkan terapi insulin (insulin dependent) tentu hal ini dapat merugikan. 

Deksametason juga memicu osteoporosis sehingga tidak dapat diberikan pada penderita Sindrom Lupus Eritematosus (SLE) dan osteoarthritis yang memerlukan terapi dalam jangka waktu yang lama. Deksametason bisa mengakibatkan kenaikan tekanan darah sehingga tidak bisa diberika pada pasien dengan hipertensi. Pada kondisi-kondisi tersebut deksametason menjadi kontraindikasi. Selain itu efek anti inflamasi yang dimiliki oleh obat dewa ini juga bisa mengakibatkan masking effect, dimana gejala peradangan dalam tubuh pasien tampak sembuh akan tetapi proses infeksi dan penyebab inflamasi di dalamnya masih berlanjut.

Baca juga : Benarkah Kecap dan Jeruk Nipis Meredakan Batuk? Menurut Prof. Dr. Sumali Wiryowidagdo, M.Si, Apt

Lalu yang menjadi pertanyaan kita sekarang, bagaimana bila terdapat kasus dimana seseorang dengan kontraindikasi namun membutuhkan deksametason sebagai obat penyelamat? Seperti pada pasien pre-eklampsia, ibu hamil yang mengalami peningkatan tekanan darah selama hamil dan janin yang dikandungnya harus dilahirkan dibawah usia normal kehamilan. Tenaga medis dalam hal ini dokter maupun bidan dan perawat harus sama-sama mengerti dan mampu mempertimbangkan penggunaan deksametason untuk mematangkan paru-paru janin dan disaat yang sama mengantisipasi efek samping yang dapat ditimbulkan deksametason, yaitu peningkatan tekanan darah. 

Begitu juga pada pada pasien yang mengalami sindrom steven jhonson namun disaat yang sama memiliki penyakit diabetes mellitus dan insulin dependent, deksametason merupakan obat penyelamat bagi pasien tersebut. Dokter juga harus bisa mengantisipasi kenaikan kadar gula darah dengan pemberian insulin. Sekuat apapun potensi obat yang dimiliki deksametason namun manfaat yang dimiliki obat dewa ini tergantung dari dosis dan jangka waktu terapi serta pertimbangan dokter untuk meresepkannya.


(Disalin dari Majalah 'Dokter Kita' Edisi 12 Tahun ke-VI)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Deksametason, Sang Obat Dewa? Menurut dr. Suharti Kartanegara, Sp.FK"

Post a Comment