Cacingan Pengaruhi Kecerdasan Anak Menurut dr. Agnes Kurniawan, PhD, SpParK
Mungkin sebagian orang menganggap cacingan pada anak adalah hal yang biasa, walau terlihat tidak berbahaya tapi ternyata cacingan dapat berakibat buruk seperti mengganggu pertumbuhan dan kecerdasan anak lho sob.. Kok bisa?
Cacingan adalah penyakit yang ‘bersahabat’ dengan anak-anak, itulah sebagian besar anggapan masyarakat terhadap penyakit yang satu ini. Tidak kita pungkiri pemikiran seperti itu timbul karena memang cacingan sering ditemukan pada anak-anak. Sayangnya karena anggapan yang keliru seperti itu membuat masyarakat kurang memberikan perhatian lebih serius terhadap cacingan pada anak.
Penyakit cacingan biasanya menyerang anak pada usia 1-12 tahun, hal itu dikarenakan pada usia tersebut anak mulai lebih aktif bergerak dan berinteraksi dengan lingkungannya melalui permainan, sehingga resiko masuknya hewan parasit pada tubuh anak lebih besar. Dr. Agnes Kurniawan, Ph.D, Sp.ParK menjelaskan bahwa mengapa rentang usia itu lebih banyak terkena cacingan adalah karena saat itu anak sudah mulai bisa berjalan, biasanya lebih ingin banyak main di tempat yang bebas seperti bermain tanah dan makan jajanan yang tidak higienis. Dengan demikian, sangat mudah sekali bagi cacing untuk masuk dalam tubuh anak apalagi disertai dengan tingkat pengawasan orang tua yang rendah.
Penyakit cacingan biasanya menyerang anak pada usia 1-12 tahun, hal itu dikarenakan pada usia tersebut anak mulai lebih aktif bergerak dan berinteraksi dengan lingkungannya melalui permainan, sehingga resiko masuknya hewan parasit pada tubuh anak lebih besar. Dr. Agnes Kurniawan, Ph.D, Sp.ParK menjelaskan bahwa mengapa rentang usia itu lebih banyak terkena cacingan adalah karena saat itu anak sudah mulai bisa berjalan, biasanya lebih ingin banyak main di tempat yang bebas seperti bermain tanah dan makan jajanan yang tidak higienis. Dengan demikian, sangat mudah sekali bagi cacing untuk masuk dalam tubuh anak apalagi disertai dengan tingkat pengawasan orang tua yang rendah.
Cacing dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui berbagai cara sesuai dengan jenisnya. Jenis cacing yang dapat masuk dalam tubuh manusia adalah cacing usus. Jenis cacing usus sendiri ada 4 macam, yaitu: cacing kremi, cacing gelang, cacing cambuk dan cacing tambang.
Adapun bagaimana cacing dapat masuk dalam tubuh anak, dr. Agnes menjelaskan bahwa cacing pada umumnya masuk melalui mulut dan makanan. Pada cacing gelang, cacing cambuk dan cacing kremi dapat masuk dalam tubuh anak yaitu melalui telur cacing yang menempel pada makanan dan terbawa masuk melalui mulut. Sedangkan cacing tambang dapat masuk dalam tubuh anak yang lebih besar dengan cara larvanya yang hidup aktif di tanah dapat menembus kulit.
Sebenarnya tanda anak cacingan dapat dikenali dengan mudah, yaitu dengan melihat berat badan dan tinggi badan berdasarkan usianya. Selain mengenali gejala cacingan melalui pengamatan berat badan dan tinggi badan, juga terlihat pada mudah patahnya rambut, letih, lesu, perut buncit dan gatal pada bagian dubur/anus yang biasanya terjadi pada malam hari.
Cacingan memiliki banyak efek sob.. Penyumbatan di usus dapat mengganggu penyerapan makanan, bahkan bisa terjadi pelumpuhan usus sementara. Selain itu hisapan satu ekor cacing tambang mampu menyerap 0.05 cc darah penderitanya, sehingga sangat mungkin terjadi anemia (kekurangan sel darah merah).
Cacingan juga dapat mengganggu pertumbuhan dan kecerdasan anak. Menurut dr. Agnes, anak yang mengalami cacingan akan mengalami gangguan gizi yang disebabkan oleh terganggunya proses penyerapan mineral, protein dan zat lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan sel-sel saraf terutama di otak.
Bahkan, cacingan juga disinyalir dapat menghambat proses vaksinasi dalam tubuh balita. Jika seorang ibu memiliki penyakit cacingan yang akut, maka setelah anak lahir, antibodi dalam tubuh anak akan merespon dan menolak benda asing lain yang masuk dalam tubuhnya, salah satunya adalah vaksin.
Dr. Agnes memberikan penjelasan bagaimana cara mencegah cacingan pada anak, yakni mulai dari hidup bersih pada diri sendiri, yaitu dengan memperhatikan kebiasaan cuci tangan sebelum makan, potong kuku, menggunakan alas kaki jika bermain di tanah, dan tidak jajan disembarang tempat. Hal-hal tersebut jika diperhatikan sangat berpotensial sekali mengakibatkan cacingan.
Untuk anak yang cacingannya adalah cacing kremi penting pula memberikan obat cacing pada seluruh keluarga 6 bulan sekali. Dikarenakan bila satu orang terkena cacing kremi bisa dengan mudah menularkan pada orang lain yang tinggal serumah dengannya. Cacing kremi sangat mudah menular karena telur cacing itu banyak bersarang pada daerah lipatan anus yang akan mudah jatuh atau terbawa angin dan masuk ke tubuh orang lain. Biasanya cacing kremi akan keluar dan bertelur pada malam hari, itulah mengapa anak yang cacingan kremi bila tidur harus menggunakan celana piyama dan bukan menggunakan celana pendek serta jangan sampai menggaruk-garuk daerah sekitar anusnya.
Ada dua jenis obat yang biasa dipakai untuk mengatasi cacingan, yaitu pirantel pamoat dan albendazole. Pirantel pamoat adalah obat yang memberikan efek kelumpuhan pada cacing sehingga cacing akan mati dan dikeluarkan bersama kotoran, sedangkan Albendazole bersifat menghambat proses pengambilan glukosa (zat gula dalam darah) oleh cacing sehingga menurunlah kemampuan hidupnya, namun cacing dapat tetap ‘berjalan-jalan’ di dalam tubuh. Dampak yang paling berbahaya adalah jika cacing masuk ke dalam saluran napas dan membuat sumbatan sehingga orang tersebut akan mengalami kesulitan bernapas. Itulah mengapa pemberian albendazole tidak dianjurkan untuk anak-anak.
0 Response to "Cacingan Pengaruhi Kecerdasan Anak Menurut dr. Agnes Kurniawan, PhD, SpParK"
Post a Comment