Bolehkah Bayi Tidur Tengkurap? Menurut dr. Yeyen Yovita M, SpKK, MKes
Hati orangtua mana yang tak hancur, belum genap setahun menimang dan mendekap bayi, mereka mesti merelakan buah hatinya pergi untuk selama-lamanya. Makin terpukul karena sebelumnya bayi tampak sehat dan normal, namun mengapa mendadak jadi biru tak bernyawa di dalam boksnya. Apa yang terjadi?
Banyak yang menganggap kematian mendadak pada bayi diterima sebagai takdir yang tidak dapat dipungkiri. Sebenarnya, bicara masalah kematian pada bayi, penyebabnya bisa karena berbagai hal.
Pertama, kematian karena adanya kelainan bawaan, semisal bayi lahir dengan kelainan jantung dan paru-paru yang memungkinkan kejadian kematiannya diprediksi. Terlebih bila kelainan tersebut merupakan salah satu faktor risiko.
Pertama, kematian karena adanya kelainan bawaan, semisal bayi lahir dengan kelainan jantung dan paru-paru yang memungkinkan kejadian kematiannya diprediksi. Terlebih bila kelainan tersebut merupakan salah satu faktor risiko.
Kedua, kematian karena penyakit yang didapat, semisal radang paru-paru atau pneumonia maupun akibat suatu kecelakaan yang didapat di rumah, di jalan atau di mana pun.
![]() |
dr. Rina |
Sementara, bila kematian bayi terjadi secara mendadak tanpa sebab yang jelas, maka kemungkinan bayi mengidap Suddent Infant Syndrome (SIDS) atau sindrom kematian bayi secara mendadak. Menurut Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo Sp.A(K) -kekeliruan pada judul-, SIDS merupakan kematian mendadak pada anak di bawah umur 1 tahun yang sebelumnya sehat, berkembang dengan baik, tidak menderita kelainan dan penyakit apapun.
Penyebab kematian pada SIDS sampai saat ini tidak dapat dijelaskan melalui pemeriksaan laboratorium, rontgen bahkan pemeriksaanbedah mayat (otopsi) pun tidak dapat mengungkapkan penyebab kematian tersebut.
Menurut, sekitar 90% kasus SIDS terjadi pada bayi berusia di bawah 6 bulan, 10% terjadi pada anak 6 bulan – 1 tahun. SIDS paling sering menimpa pada bayi berumur 2-4 bulan yang sedang tidur, bayi tersebut sebelumnya dalam kondisi sehat (tidak sakit) yang kemudian ditemukan oleh orang tua atau pengasuhnya dalam kondisi tidak bernyawa. Hal ini tentunya merupanan pukulan berat bagi ibu, bapak dan pengasuhnya.
SIDS sering terjadi di negara barat dan merupakan sindrom yang sangat ditakuti oleh para orang tua dan pengasuh bayi. Di negara kita kejadiannya sangat jarang, tutur dr. Rina. Hal ini sering dikaitkan dengan kebiasaan di negara barat dimana bayi tidur di kamar yang terpisah dari orang tua, berbeda dengan di budaya kita dimana bayi tidur di kamar orang tua.
Berkaitan dengan SIDS dan meningkatnya kejadian sleep-relate infant deaths sejak tahun 2005, American Academy of Pediatrics pada tahun 2016 memperluas rekomendasi mengenai lingkungan tidur yang aman untuk bayi. Rekomendasi ini ditujukan untuk orang tua, pengawas bayi dan petugas kesehatan, yang bertujuan mengurangi kejadian SIDS dan kejadian tidak diinginkan lain.
Rekomendasi tidur bayi oleh American Academy of Pediatrics:
- Bayi diposisikan terlentang setiap kali tidur sampai usia 1 tahun. Tidur menyamping atau tengkurap tidak aman dan tidak dianjurkan. Posisi terlentang tidak meningkatkan risiko tersedak atau aspirasi karena bayi memiliki sistem perlindungan jalan napas. Bayi usia 1 tahun umumnya dapat berguling dari posisi tengkurap menjadi terlentang, sehingga pada usia ini bayi cukup aman tidur tengkurap.
- Jangan gunakan alas tidur yang empuk atau lembut. Disarankan untuk menggunakan matras padat yang dibungkus oleh pelapis dengan ukuran pas. Bantal atau guling sebaiknya tidak digunakan sebagai pengganti alas tidur. Jangan letakkan barang – barang lunak di bawah bayi seperti boneka, kain, atau bantal. Bayi sebaiknya tidak dibiarkan tidur di ranjang dewasa karena terbekap atau terperangkap.
- Bayi sebaiknya tidur di ruang yang sama dengan orang tua, namun di tempat tidur terpisah.
- Jangan letakkan benda – benda lembut dan jangan gunakan sprei yang longgar pada tempat tidur bayi. Bantal, boneka, rajutan, selimut sebaiknya dijauhkan dari tempat tidur. Bantalan yang ditempel di sekililing tempat tidur tidak terbukti mencegah trauma pada bayi dan tidak perlu digunakan.
- Dot dapat digunakan saat menidurkan bayi. Hal ini diketahui dapat menurunkan risiko SIDS. Jika dot terlepas saat bayi tidur, dot tidak perlu dimasukkan kembali ke mulut bayi. Dot sebaiknya tidak dikalungkan di leher bayi karena meningkatkan risiko tercekik.
- Pastikan suhu lingkungan tidur bayi tidak terlalu panas. Bayi sebaiknya menggunakan pakaian yang tidak terlalu tebal. Jika bayi tampak berkeringat, gelisah, serta panas saat disentuh, maka pakaian perlu diganti atau suhu ruangan perlu diturunkan. Bayi yang berada di lingkungan panas meningkatkan risiko SIDS.
Selain pengaturan tidur seperti di atas, terdapat beberapa faktor yang diketahui berperan dalam menurunkan risiko SIDS, seperti perawatan rutin ibu selama kehamilan, penghindaran asap rokok dan alkohol selama hamil, dan ASI eksklusif. Bayi disarankan untuk diletakkan pada posisi tengkurap saat bangun penuh dan diawasi (tummy time) untuk membantu proses perkembangan motorik dan mencegah bentuk kepala belakang yang mendatar.
0 Response to "Bolehkah Bayi Tidur Tengkurap? Menurut dr. Yeyen Yovita M, SpKK, MKes"
Post a Comment