“Merancang” Jenis Kelamin Anak, Emank Bisa? Menurut DR. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG

Bagi sobat SEGAR yang baru menikah, tentu punya keinginan mempunyai anak bukan? Dan mungkin ada diantara kalian yang ingin “merancang” jenis kelamin anak laki-laki ataukah perempuan. Walaupun sobat SEGAR harus bisa bersyukur apa yang telah didapatnya. Lalu pertanyaannya apakah secara penelitian ilmiah kita bisa menentukan jenis kelamin bayi? Menurut DR. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG, secara ilmiah sangat sulit untuk dapat menentukan jenis kelamin bayi, belum ada teori yang pasti mengenai itu.

Masa Subur

Berdasarkan ilmu kedokteran, yang dapat dipastikan adalah waktu yang tepat untuk berhubungan intim untuk mendapatkan keturunan dan waktu yang tepat dalam berhubungan intim adalah ketika masa subur pasangan suami istri. Caranya bagaimana? yaitu dengan memperkirakan waktu terjadinya ovulasi (proses yang terjadi di dalam siklus menstruasi wanita) yaitu sekitar 14 hari sebelum taksiran hari pertama siklus haid yang berikutnya. Jika siklus haidnya teratur, maka dapat dengan mudah diperkirakan kapan hari pertama haid pada siklus yang berikut. Dari hari ke-14 itu, kemudian diberikan tenggang waktu pergeseran perkiraan ovulasi yaitu kurang lebih 1-2 hari sebelum dan sesudahnya.

XY atau XX
Dr. Ovi (panggilan akrab DR. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG) menjelaskan, sebenarnya secara ilmiah, yang memegang kendali dalam menentukan jenis kelamin anak adalah sperma dari suami. Seperti diketahui, laki-laki mempunyai sel sperma yang memiliki kromosom seks jenis X dan Y. Sel telur perempuan mempunyai dua kromosom seks yang sama, yaitu, X dan X. 

Bila dalam berhubungan intim, sperma X membuahi sel telur, maka terjadilah pertemuan kromosom X dengan X, sehingga yang didapat bayi adalah bayi perempuan (XX). Sebaliknya, bila sperma Y yang membuahi sel telur, maka kromosom Y akan bertemu dengan kromosom X sehingga akan mendapat bayi laki-laki (XY). Jadi intinya, anak laki-laki bisa diperoleh jika sperma Y lebih dulu membuahi sel telur. Untuk mendapatkan anak perempuan, maka sperma X yang harus lebih dulu membuahi sel telur.

Hasil penelitian juga menunjukkan kromosom sel sperma memiliki karakter masing-masing sperma Y berbentuk bundar, ukurannya lebih kecil atau sekitar sepertiga kromosom  X, bersinar terang, jalannya lebih cepat dan usianya lebih pendek serta kurang tahan dalam suasana asam. Sperma X ukurannya lebih besar, berjalan lambat, bentuknya lebih panjang dan dapat bertahan hidup lebih lama serta lebih tahan suasana asam (Apa karena itu ya kalau dapat bayi laki-laki sang suami dikatakan hebat? Karena sperma Y bertahan dalam suasana asam?).

Inseminasi Buatan dan Bayi Tabung

Dengan berbekal ilmu mengenai jenis kromosom seks itulah, maka untuk mewujudkan keinginan jenis kelamin anak yang diinginkan, dibuat metode khusus sob, yakni dengan cara inseminasi buatan atau bayi tabung.

Dalam inseminasi buatan, dari sperma yang dihasilkan suami, dilakukan pemilahan dulu jenis kromosom seks yang diinginkan, kemudian baru disuntikkan ke saluran indung telur istri pada masa subur. Diharapkan “sperma terpilih” itu bisa segera membuahi sel telur yang sudah dikeluarkan indung telur.

Kalau untuk bayi tabung, tekniknya juga diawali dengan memilah kromosom seks sperma yang diinginkan. Bedanya, pembuahan dilakukan di luar tubuh. Jadi sel telur yang sudah diambil dari istri dipertemukan oleh sel “sperma terpilih” suami didalam laboratorium khusus. Setelah terbentuk embrio dengan jenis kelamin yang ditentukan, maka embrio itu akan dimasukkan ke dalam rahim dengan teknik khusus.

Rahasia Tuhan

Dari semua itu, perlu diingat bahwa peristiwa kehamilan merupakan rahasia Tuhan, sang pencipta manusia dan alam semesta, apalagi mengenai penentuan jenis kelamin si jabang bayi. Melalui teknologi seperti inseminasi buatan dan bayi tabung, manusia hanya bertindak sebagai fasilitator terjadinya kehamilan atau pemilihan jenis kelamin bayi. Walaupun teknologi saat ini sudah berkembang pesat, tetapi angka kehamilan bayi tabung belum bisa mencapai 100%, bahkan baru hanya 30% tingkat keberhasilannya.

(Sudah tahu belum sob mitos yang berkembang di masyarakat tentang penentuan jenis kelamin bayi? Baca disini)

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "“Merancang” Jenis Kelamin Anak, Emank Bisa? Menurut DR. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG"

  1. Sya paling suka artikel yg ad d kategori intim, tapi koq baru dua. Ayo dong min tambah lg artikelnya.

    ReplyDelete