Makan SAYURAN : Boleh dan Tidak Boleh (1). Menurut Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan
Sayuran memang memiliki sejuta manfaat yang baik untuk tubuh. Namun hal itu tidak berlaku bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit tertentu, sayuran justru bisa menimbulkan masalah. Sayuran apa saja yang dimaksud?
Hampir semua ahli sepakat menyarankan kita untuk rutin mengonsumsi sayuran. Tak lain karena sayuran kaya akan vitamin, mineral, dan sumber serat. Demikian penjelasan Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, Ahli Pangan. Selain vitamin dan mineralnya berguna untuk menjaga dan memelihara kesehatan tubuh dari serangan penyakit, serat pada sayuran mampu menjaga kesehatan pencernaan keluarga. Mengkonsumsi sayuran sangat dianjurkan bagi semua orang. Tetapi, bagi yang memiliki riwayat penyakit tertentu sebaiknya memperhatikan pilihan dan cara mengkonsumsinya. Bukan berarti berhenti mengonsumsi sayuran tertentu, akan tetapi mengurangi sesuai kontraindikasinya. Sayuran-sayuran apa saja itu? Yuk kita tengok.
1. Kelompok Kol (Brokoli, Kol, Sawi dan Kubis)
Semua keluarga kol memiliki sumber vitamin C, vitamin A, vitamin B1, serta mineral, kalsium, kalium, klor, fosfor, sodium dan sulfur. Kandungan serat kasar pada kol sangat tinggi sehingga dapat memperkecil resiko penyakit kanker lambung dan usus. Kombinasi vitamin dan mineral dalam kol bermanfaat menjaga kesehatan pencernaan, kulit yang buruk dan sembelit. Sayur kol juga dikenal sebagai pencegah penyakit kanker karena kol penuh fitonutrien yang menghasilkan enzim yang terlibat dalam detoksifikasi tubuh. Enzim ini membantu melawan radikal bebas yang dapat menyebabkan beberapa jenis kanker.
Kontraindikasi
Kontraindikasi
Dipaparkan Prof. Ali, manfaat sayur kol jauh lebih besar daripada efek buruknya. Tingginya kadar belerang pada daun sayuran menyebabkan kol memiliki bau yang menyengat, sehingga beberapa orang tidak menyukai kol. Selain itu, dikatakan Prof. Ali bagi orang tertentu, sayuran dari kelompok kol seperti kubis, brokoli dan sawi merupakan jenis sayuran yang bisa menimbulkan gas jika dikonsumsi sehingga menjadi sebab kembung. Namun, kembung yang diakibatkan dari sayuran ini bersifat individual, yaitu tergantung porsi makan dan tingkat sensitifitas seseorang. Tapi jika makannya wajar-wajar saja tidak akan menimbulkan kembung.
2. Bayam dan Kangkung

Vitamin C sendiri diyakini sebagai penangkal sariawan sementara vitamin C pada sayuran hijau juga mampu mengendalikan kolesterol dan kandungan zat besinya dikenal sebagai pencegah anemia baik yang terjadi pada anak atau dewasa. Wanita subur yang sedang menstruasi dan anak anak yang sedang mengidap infeksi cacing sangat bagus mengkonsumsinya.
Kontraindikasi
Ditegaskan Prof. Ali, bayam dan kangkung termasuk sayuran yang mengandung asam urat medium. Jadi, bagi orang lanjut usia dan penderita asam urat sebaiknya mengurangi porsi dari mengkonsumsi dua sayuran tersebut.
3. Kacang-kacangan
Pada kacang-kacangan, seperti kacang merah, kedelai dan tanah dipaparkan Prof. Ali merupakan jenis pangan yang kurang populer dan kurang disukai. Meskipun kandungan gizinya rendah, namun kacang-kacangan ini merupakan sumber protein tinggi yang bisa diandalkan seperti pangan hewani. Bagi anak-anak (dibawah 18 tahun), protein sangat dibutuhkan untuk pertumbuhannya. Selain itu, kacang-kacangan dikatakan Prof. Ali juga mengandung lemak tidak jenuh yang tinggi. Lemak tidak jenuh inilah yang baik untuk kesehatan jantung, mengendalikan kolesterol, dan mencegah stroke.
Kontraindikasi
Kacang-kacangan merupakan sumber asam urat, jadi bagi penderita asam urat disarankan Prof. Ali untuk mengurangi konsumsinya. Sedangkan takaran sajiannya tergantung per individual, karena tidak sama antara satu dengan yang lainnya.
4. Buncis

Kontraindikasi
Sama seperti pada kacang-kacangan, sebaiknya penderita asam urat mengurangi takaran konsumsinya.
(To Be Continued : Makan SAYURAN : Boleh dan Tidak Boleh (2))
0 Response to "Makan SAYURAN : Boleh dan Tidak Boleh (1). Menurut Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan"
Post a Comment