Karies Gigi Tidak Selalu Harus Ditambal. Menurut DR. drg. Ratna Meidyawati, SpKG

Karies Gigi

Pernahkah sobat SEGAR mengalami rasa nyeri berdenyut dan seringkali tidak hilang meski sudah minum obat penghilang nyeri yang dapat dibeli di warung? Kenapa gigi bisa berlubang padahal gigi kan bagian tubuh yang sangat keras? Bagaimana mencegah gigi agar tidak berlubang? Apakah gigi berlubang harus selalu ditambal?

Mengapa Gigi Berlubang

Menurut DR. drg. Ratna Meidyawati, SpKG, Staf Departemen Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, gigi berlubang yang dalam istilah medis dikenal sebagai karies gigi, merupakan infeksi yang disebabkan oleh kuman, terutama Streptokokus Mutans. Keberadaan kuman ini di dalam rongga mulut sangat dipengaruhi oleh kebiasaan makan atau masukan sukrosa yang terdapat dalam karbohidrat serta kebersihan mulut.
Streptokokus Mutans
Sebenarnya keberadaan Streptokokus Mutans di dalam rongga mulut adalah hal yang normal, namun bisa menjadi masalah jika jumlahnya meningkat disebabkan tingkat keasaman rongga mulut yang meningkat, hal ini menyebabkan hilangnya mineral gigi secara progresif. 

Berbagai Faktor Penyebab

  1. Frekuensi konsumsi makanan karbohidrat yang terus menerus akan meningkatkan resiko terjadinya karies. 
  2. Frekuensi pajanan (peristiwa yang menimbulkan resiko penularan) gigi terhadap makanan dan minuman yang bersifat asam juga dapat meningkatkan tingkat pembentukan karies. Minuman soft drinks berkarbonat dan sport drinks merupakan contoh minuman yang memiliki sifat asam tinggi tuh sob. Dengan frekuensi yang tinggi atau waktu pajanan yang cukup lama terhadap minuman tersebut, maka proses demineralisasi akan berlangsung cepat.
  3. Faktor pelindung alami dari pelikel (lapisan tipis pada permukaan gigi yang berasal dari saliva) maupun saliva (ludah) dapat mencegah serta membatasi terjadinya karies. 
  4. Flour (zat pelindung gigi) dan elemen-elemen lainnya juga mempengaruhi dalam perkembangan karies. 
  5. Faktor modifikasi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies antara lain perubahan gaya hidup serta kondisi kesehatan umum dari pasien.

Berawal Dari Bercak Putih

Pada tahap awal, karies terlihat sebagai gambaran bercak putih kapur di permukaan gigi yang sering disebut white spot, dan menurut drg. Ratna, daerah white spot itu akan terlihat jelas pada gigi karena warna gigi yang asli adalah putih transparan dan mengkilat. Jika white spot dapat kita deteksi dini, maka proses karies dapat dihentikan dengan cara mempertahankan kebersihan gigi. Jika kebersihan gigi tidak dijaga, proses kerusakan gigi akan berlanjut dan akan terbentuk lubang pada gigi.

Pencegahan dan Perawatan

Pencegahan dan perawatan pada gigi dapat dilakukan dengan perawatan non infasif yaitu: 
  1. Peningkatan kebersihan mulut, yaitu dengan menyikat gigi 3 kali sehari terutama sebelum tidur malam, selain itu menggunakan dental floss;
  2. Penilaian faktor diet
    Penilaian secara menyeluruh terhadap diet sebaiknya dilakukan untuk menentukan makanan apa saja yang dapat menyebabkan karies gigi. Kontrol diet dalam pencegahan karies sangat bergantung pada kemauan pasien sendiri. Tugas dokter gigi memberikan pengetahuan yang cukup mengenai makanan dan minuman yang baik untuk kesehatan gigi;
  3. Peningkatan faktor pelindung saliva. Penurunan kemampuan proteksi saliva dapat menyebabkan terjadinya karies akibat penurunan produksi saliva. Penurunan tersebut dapat disebabkan pasien yang mengkonsumsi obat-obat yang menurunkan jumlah saliva dan penyakit sistemik yang mempengaruhi saliva. Salah satu cara meningkatkan kualitas saliva adalah dengan banyak mengkonsumsi air putih;
  4. Penggunaan obat kumur antiseptik. Contohnya obat kumur yang mengandung klorheksidin;
  5. Penggunaan flouride;
  6. Adanya peningkatan flouride dalam rongga mulut dapat menghambat terjadinya demineralisasi.

Terapi

Masih menurut drg. Ratna bahwa karies pada gigi tidak harus selalu ditambal. Jika ada bagian gigi sudah mulai menghitam yang merupakan gejala terjadinya karies namun belum ada lubang, proses lanjut dapat dicegah dengan menjaga kebersihan rongga mulut, walaupun warna kehitaman pada gigi sendiri tidak akan hilang, tapi proses karies tidak akan berlanjut. 

Penambalan hanya dilakukan jika lubang pada gigi sudah mencapai lapisan yang lebih dalam. Satu yang perlu dipahami masyarakat adalah karies bisa disembuhkan tapi penambalan bukanlah obatnya karena penambalan hanyalah sekedar menghilangkan gejala.




Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Karies Gigi Tidak Selalu Harus Ditambal. Menurut DR. drg. Ratna Meidyawati, SpKG"

Post a Comment