Jika "Ditinggal" Orang Terdekat. Menurut dr. Endah Ranawulan, SpKJ

Menurut dr. Endah Ranawulan, SpKJ, reaksi orang-orang yang mengalami peristiwa ditinggal orang terdekat yang meninggal adalah berbeda-beda. Ada orang yang mengalami depresi, sedih, cemas dan kaget yang dipengaruhi oleh emosi. Hal-hal ini dinamakan mengidentifikasi. Selain itu, ada pula yang mengalami jantung berdebar, pingsan dan sakit kepala. Reaksi yang seperti itu masuk ke dalam golongan somatoform yaitu suatu kelompok gangguan gejala fisik tapi lebih disebabkan faktor psikologis. Perbedaan respons itu kembali ke orangnya masing-masing seperti seberapa besar dan seberapa dalam kelekatan atau keterikatan batin dengan orang yang "meninggalkan".

Paling banyak yang dialami adalah gangguan depresi berat. Pada masa depresi orang akan mengalami cemas, panik, dan ketergantungan obat penenang. Orang juga akan mengalami gangguan halusinasi bahkan menimbulkan keinginan bunuh diri.

Dr. Endah menekankan, bagaimana mengantisipasi kemungkinan yang akan terjadi di kemudian hari? Karena bisa jadi awalnya tidak timbul apa-apa tapi kemungkinan akan terjadi reaksi berkabung yang "datang belakangan".

Reaksi dan Masalah

Dr. Endah menjelaskan timbulnya reaksi juga dipengaruhi bagaimana orang itu ditinggalkan, Misalnya saja ada seorang istri yang ditinggal suaminya. Selama hidup bersama, rumah tangganya selalu dihiasi dengan keributan, maka ketika sang suami meninggal dunia, istri memiliki rasa bersalah yang begitu dalam karena ketika hidup bersama merasa tidak melayani suaminya, tidak menghormati suaminya, dan lain-lain. Timbulnya rasa bersalah yang begitu mendalam dapat menimbulkan depresi.

Lain lagi reaksi yang akan muncul jika orang terdekatnya meninggal akibat kecelakaan. Kecelakaan yang mendadak dapat membuat istri mengalami penderitaan lebih berat. Apalagi bila peristiwa kecelakaannya dialami bersama atau di depan mata istri. Hal itu mengakibatkan istri kemungkinan besar langsung mengalami depresi. Selain itu, istri juga akan mengalami trauma dan takut yang berlebihan jika mendengar suara-suara yang mirip sewaktu dia kecelakaan, karena akan mengingatkan peristiwa kecelakaan.

Dr. Endah menambahkan, reaksi karena ditinggalkan oleh orang terdekat dan tersayang juga dapat dialami oleh anak-anak berkisar usia 8-12 tahun. Anak yang awalnya ceria dan terbuka jika mengalami peristiwa kesedihan yang mendalam juga dapat mengakibatkan anak menjadi pendiam dan tertutup.

Depresi oh Depresi

Menurut dr. Endah, reaksi orang yang ditinggal itu bermula dari kaget atau syok, lalu marah-marah atau meraung-raung, timbul rasa belum dapat menerima kenyataan lalu kemudian diikuti depresi. Tidak menutup kemungkinan akan timbul reaksi marah-marah kembali. Setelah masuk dalam depresi, nantinya timbul taraf penerimaan.

Perlu ditekankan bahwa masa depresi setiap orang berbeda. Depresi atau rasa berkabung yang berlebihan dan berlangsung lama sebaiknya harus segera diatasi.

Bagaimana Menanganinya

Penanganan pertama untuk orang yang mengalami peristiwa kesedihan mendalam adalah dengan melibatkan anggota keluarga yang berguna untuk mendengarkan keluh kesah yang dialami oleh orang yang ditinggalkan. Bantu juga dengan berbagi cerita atau pengalaman, dukung apa yang ingin dilakukannya selama itu masih batas normal dan baik. Jangan pernah menentangnya dengan keras, harus dibicarakan baik-baik. Apabila anggota keluarga sudah tidak dapat menangani dan kondisi semakin parah, maka berkunjunglah secara berkala ke terapis kejiwaan (psikiater) untuk dilakukan psikoterapi (terapi kejiwaan dan mental) dan kalau perlu ditambah dengan farmakoterapi (obat-obatan)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Jika "Ditinggal" Orang Terdekat. Menurut dr. Endah Ranawulan, SpKJ"

Post a Comment