Fit & Proper Test Bawang Putih Menurut Prof. Dr. Sumali Wiryowidagdo
Bawang putih dipercaya merupakan salah satu bahan pangan terbaik untuk mencegah dan mengobati timbulnya penyakit. Hal ini dapat kita lihat bagaimana masyarakat kita menggunakan bawang putih untuk beragam penyakit semisal nyeri kepala, flu, disentri, batuk rejan, bisul yang baru tumbuh, cacingan, nyeri haid, perut kembung, masuk angin, ambeien dan cantengan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bawang putih mengandung zat-zat penting yang bermanfaat bagi kesehatan. Kandungan minyak atsiri (minyak essensial) misalnya, berkhasiat sebagai anti bakteri dan anti septik. Kandungan allicin dan aliin berkaitan dengan kemampuan anti kolesterol. Bawang putih juga mengandung kalsium, saltivine, belerang (sulfida), protein, lemak, fosfor, besi, serta vitamin A, B1 dan C.
Diantara beberapa komponen bioaktif (senyawa kimia yang menghasilkan aktivitas biologis dalam tubuh) yang terdapat pada bawang putih adalah senyawa sulfida yang banyak jumlahnya. Senyawa-senyawa tersebut antara lain adalah dialil sulfida atau dalam bentuk teroksidasi disebut dengan alisin. Sama seperti senyawa fenolik lainnya, alisin mempunyai fungsi fisiologis yang sangat luas, termasuk sebagai penurun tekanan darah, penurun kolesterol darah, antioksidan, antikanker, antitrombotik, dan antiradang (gile beneeer, banyak antinya..).
Menurut Prof. Dr. Sumali Wiryowidagdo, bawang putih merupakan salah satu herbal yang multi khasiat. Bawang putih dapat digunakan untuk memelihara kesehatan jantung. Beberapa penelitian epidemiologis (ilmu yang mempelajari pola kesehatan dan penyakit) juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara konsumsi bawang putih dengan penurunan penyakit kardiovaskuler (jantung), seperti aterosklerosis (menumpuknya lemak, kolesterol, dan zat lain di dalam dan di dinding arteri), jantung koroner, dan hipertensi (tekanan darah tinggi).
Namun, Prof. Sumali mengingatkan perlunya kehati-hatian saat memanfaatkan bawang putih, terutama bagi mereka yang mengalami hipersensitivitas dan alergi bawang. Disamping itu, sampai sekarang tidak ada laporan mengenai toksisitas (tingkat merusaknya suatu zat jika dipaparkan terhadap organisme) bawang putih, sedangkan pemakaian dalam dosis tinggi kemungkinan menyebabkan iritasi. Bawang putih juga tidak dianjurkan bagi perempuan hamil karena berpengaruh terhadap janin.
Fit and Proper Test
Karena khasiatnya itu, penelitian ilmiah terhadap bawang putih saat ini terus dilakukan. Publikasi hasil penelitian dalam satu dekade terakhir ini terus bermunculan yang hasilnya menunjukkan bawang putih merupakan salah satu bahan pangan terbaik untuk mencegah timbulnya penyakit.
Prof. Sumali menambahkan antara tahun 1985-1999 sekitar 32 studi klinik terhadap bawang putih telah dipublikasikan. Studi klinik tersebut menggunakan bahan antara lain serbuk bawang putih dan ekstrak minyak dengan kadar aliin 1-1,4%. Hasilnya bawang putih berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol, penurunan kadar lipid (lemak) dan tekanan darah.
Manfaat lain bawang putih adalah sebagai antioksidan, sebagai antioksidan bawang putih sangat efektif sebagai komponen yang dapat mencegah pembentukan radikal bebas. Khasiat antioksidan bawang putih juga telah terbukti secara klinis mempunyai efek antioksidan yang sama dengan jahe atau tomat.
Dengan segala manfaatnya itu, maka bawang putih dinyatakan lulus fit and proper test sebagai salah satu bahan pangan terbaik untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit..
0 Response to "Fit & Proper Test Bawang Putih Menurut Prof. Dr. Sumali Wiryowidagdo"
Post a Comment