Berdamai dengan STRES Menurut Psikolog Dra. Diennaryati Tjokrosuprihatono, M.Psi

Perjalanan antar Planet Bekasi - Jakarta, bertengkar dengan pasangan, tekanan pekerjaan, cicilan tak selesai-selesai adalah hal-hal yang membuat tensi naik yang dapat mengakibatkan sobat SEGAR menjadi stres.  Apalagi beberapa masalah sosial yang dihadapi masyarakat seperti di Jakarta diantaranya biaya hidup yang tinggi, kemiskinan, munculnya daerah kumuh, masalah transportasi dan jaringan jalan, pengangguran, dan tindak kekerasan. Semua itu dapat mengakibatkan masyarakat menjadi stres, frustasi, dan masa bodoh. Karena itu, untuk mengindari dampak yang lebih buruk, stres perlu dikelola melalui manajeman stres. Nah lho, kok stres ada manajemennya? Bagaimana Caranya?
Menurut Dra. Diennaryati Tjokrosuprihatono, M.Psi, manajeman stres adalah usaha seseorang dalam menghadapi keadaan yang dianggap sebagai stres sehingga tidak terkena dampak negatif melainkan menjadikan stres lebih menguntungkan sebagai pemicu semangat dan membangunkan motivasi.
 
Misalkan stres karena pekerjaan yang menumpuk, jangan panik. Manajemen stres yang baik pada saat itu adalah 
  1. Tarik napas untuk menenangkan diri, lalu..
  2. rileks sebentar, lalu..
  3. buat skala prioritas, lalu..
  4. pekerjaan mana yang lebih mudah untuk dikerjakan. 
Dalam hal ini sobat SEGAR secara tidak langsung mengelola diri sehingga dapat lebih tenang. Pilih pekerjaan mana yang dapat dikerjakan lebih dulu, mana yang didelegasikan, dan mana yang ditunda

Pola Pikir

Stres itu muncul karena pola fikir seseorang sob. Jika sesuatu dianggap berat, sulit, bisa stres. Sebaliknya jika dianggap sebuah tantangan, sebuah kesempatan untuk belajar dan menguji seberapa jauh kemampuan, maka stres menjadi pemicu untuk berbuat lebih baik. Dra. Diennaryati menjelaskan bahwa stres sebetulnya banyak manfaatnya, selain memberikan kepuasan, nuansa kehidupan lebih berwarna, banyak cerita, banyak pengalaman, pasti ada hikmah dibalik semua yang terjadi, (kalau dipikir-pikir bener juga ya..)

Selain pola fikir, faktor lingkungan juga mempengaruhi. Hanya saja, kalaupun lingkungan sudah sedemikian tak mendukung, sedangkan dalam diri sendiri cukup mempunyai kepercayaan, maka stres akan mudah dilawan.
 
Faktor yang tak kalah penting adalah usia dan pendidikan. Bagi mereka yang lebih dewasa, berpendidikan tinggi, lebih banyak pengalaman, maka akan lebih mudah mengendalikan diri dan mengelola stres.

Bagaimana dengan jenis kelamin?

Dra. Diennaryati mengemukakan perempuan memang lebih mampu menahan emosi dibandingkan dengan laki-laki. Karena ia mempunyai power yang terkadang tidak disadari. Dengan segala dinamikanya, perempuan dilatih untuk lebih kuat menghadapi tekanan-tekanan sehingga lebih tahan terhadap stres.
 
Hal itu diperkuat oleh penelitian otak perempuan yang ternyata berbeda dengan otak laki-laki. Otak perempuan ternyata lebih fleksibel, sehingga dapat melakukan beberapa pekerjaan sekaligus pada waktu yang bersamaan, sementara laki-laki umumnya melakukan pekerjaan satu-persatu. Tapi bukan berarti laki-laki tak mampu, banyak juga kok yang dapat mengatasi stres dengan baik.

Manfaat Manajemen Stres

Jika kita mampu memanage stres, sebenarnya kita bisa mengambil manfaat dari stres itu, diantaranya :
  • Dapat mengambil keputusan yang lebih konstruktif;
  • Bisa menciptakan lingkungan yang lebih menyenangkan;
  • Dapat menyelesaikan masalah dengan lebih sehat;
  • Mengambil pelajaran dan memetik hikmah dari setiap masalah;
  • Ada kebahagiaan tersendiri karena dapat menyelesaikan masalah.
Banyak kan sob manfaat yang dapat kita ambil dari si stres ini, daripada kita larut dalam stres yang bisa membuat kita jelek, cepat tua dan penyakitan ini, alangkah lebih baik kita ambil manfaatnya dari stres ini.

Nah, untuk mengambil manfaat dari stres ini, ada 6 langkah sebagai manajemen stres yakni :
  1. Mengenali diri, tanda fisik, serta situasi yang dapat membuat stres;
  2. Sadar dan menerima stres dan mencari ide agar tak berkelanjutan;
  3. Berfikirlah positif. Apapun yang terjadi pasti ada nilai positifnya, minimal pembelajaran hidup buat diri sendiri;
  4. Jangan melihat segala sesuatu sebagai beban, ketidakadilan, hukuman atau ketidakberuntungan;
  5. Jika tidak tahan karena tingkat stres yang tinggi, cobalah rileks dengan melakukan yoga, meditasi, dzikir, olah raga atau lainnya;
  6. Bicara dengan diri sendiri, Curhat dengan teman, dan berdiskusi.
Semoga berhasil ya sob!

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Berdamai dengan STRES Menurut Psikolog Dra. Diennaryati Tjokrosuprihatono, M.Psi"

Post a Comment